BAVARIA | Priangan.com – Penemuan mesin sinar X menjadi awal dari perubahan besar dalam dunia medis dan ilmu pengetahuan modern. Dari sebuah percobaan sederhana di laboratorium kecil di Jerman, lahirlah teknologi yang memungkinkan manusia melihat bagian dalam tubuh tanpa melakukan pembedahan.
Peristiwa penting itu terjadi pada 8 November 1895, ketika seorang fisikawan bernama Wilhelm Conrad Röntgen tengah meneliti sinar katoda di Universitas Würzburg, Bavaria.
Dalam eksperimennya, Röntgen memperhatikan adanya cahaya berpendar di layar berlapis barium platinocyanide, meskipun tabung percobaannya dibungkus rapat dengan karton hitam.
Fenomena tersebut membuatnya menyadari bahwa ada jenis sinar baru yang belum dikenal sebelumnya. Ia menamainya “X-rays”, menggunakan huruf X untuk menunjukkan sifatnya yang masih misterius.
Penemuan itu segera ia uji lebih lanjut dengan berbagai benda. Salah satu hasil paling terkenal adalah gambar tangan istrinya, Bertha, yang memperlihatkan tulang-tulang jari dan cincin pernikahan di jari manis. Foto itu menjadi citra sinar X pertama dalam sejarah manusia dan menjadi bukti nyata kemampuan radiasi baru ini untuk menembus jaringan tubuh.
Dalam waktu kurang dari dua bulan, Röntgen menyusun laporan hasil penelitiannya berjudul “Ueber eine neue Art von Strahlen” yang berarti “Tentang Jenis Sinar Baru”. Laporan itu disampaikan kepada Würzburg Physico-Medical Society pada 28 Desember 1895. Temuan tersebut segera menarik perhatian dunia ilmiah dan mendapat sambutan luas dari kalangan medis maupun fisika.
Röntgen kemudian menolak untuk mematenkan penemuannya agar sinar X dapat digunakan secara bebas untuk kepentingan manusia. Keputusan itu membuat teknologi ini cepat berkembang dan diaplikasikan di berbagai rumah sakit di Eropa maupun Amerika. Beberapa bulan setelah temuannya dipublikasikan, penggunaan sinar X untuk mendeteksi patah tulang dan benda asing di tubuh mulai dilakukan oleh para dokter.
Atas jasanya yang besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan, Wilhelm Conrad Röntgen dianugerahi Penghargaan Nobel Fisika pertama pada tahun 1901. Ia dikenang sebagai ilmuwan yang membuka jalan bagi era baru dalam diagnosis medis dan penelitian ilmiah. (wrd)

















