BANJAR | Priangan.com – Pemerintah Kota Banjar terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga keberlangsungan seni dan budaya lokal. Beragam kesenian tradisional yang tumbuh di tengah masyarakat kini mendapat ruang tampil dan berkembang melalui berbagai kegiatan kebudayaan yang digelar secara rutin.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, Tatang Heryanto menyampaikan bahwa pemerintah daerah berupaya menjaga semangat pelestarian budaya dengan melibatkan masyarakat secara langsung, baik dalam bentuk kegiatan rutin maupun acara besar tahunan.

“Salah satu bentuk dukungan yang dilakukan yaitu penggunaan pakaian adat Jawa Barat setiap hari Kamis dan pelaksanaan helaran seni saat peringatan hari jadi Kota Banjar,” ujar Tatang, Sabtu (1/11/2025).

Ia menuturkan, momentum peringatan Hari Kemerdekaan setiap bulan Agustus juga dijadikan ajang untuk menampilkan kreativitas masyarakat melalui pawai alegoris. Selain itu, sejumlah tradisi budaya khas Banjar tetap dijalankan sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur.

“Tradisi seperti Ngabumi di Pulomajeti, Ngabungbang di Batulawang, Ngikis di situs bersejarah, serta Suronan di Langensari rutin digelar setiap tahun,” kata Tatang.

Beragam kelompok seni tradisional seperti Kakalongan Sukamukti, Wayang Gegeus Pulomajeti, dan Badawang Kawung dari Desa Karyamukti kerap diikutsertakan dalam kegiatan tingkat daerah hingga regional. Langkah ini menjadi sarana untuk memperkenalkan kekayaan budaya Banjar ke masyarakat luas.

“Kesenian yang sering diundang tampil antara lain Jurig Sarengseng, Manuk Janur, Reog Dongkol, dan Badawang Kawung,” ucapnya.

Dalam rangka melindungi karya budaya daerah dari klaim pihak lain, pemerintah juga berupaya memberikan perlindungan hukum terhadap sejumlah kesenian tradisional.

“Dua kesenian yang sudah tercatat dalam Hak Kekayaan Intelektual tingkat nasional yaitu Reog Dongkol dan Jurig Sarengseng,” jelas Tatang. (Eri)