BANDUNG | Priangan.com – Pemerintah Kabupaten Bandung menggerakkan ratusan aparatur sipil negara (ASN) dalam aksi nyata penghijauan di kawasan strategis hulu Sungai Citarum, tepatnya di Kilometer Nol Situ Cisanti, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Senin (21/7/2025).
Aksi ini merupakan bagian dari program “Gepak Sayang” atau Gerakan Peduli Pohon Abdi Negara, yang digagas langsung oleh Bupati Bandung, Dr. H. M. Dadang Supriatna.
Sebanyak 726 ASN yang akan dilantik ikut serta dalam kegiatan penanaman pohon ini, sebagai bentuk komitmen awal mereka terhadap pelestarian lingkungan. Sesuai Instruksi Bupati No. 2 Tahun 2023, setiap ASN—baik yang baru dilantik maupun yang sudah aktif—wajib menanam minimal dua pohon sebagai kontribusi nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Asep Kusuma, menyebutkan bahwa gerakan ini tidak hanya menjadi seremoni semata, tetapi merupakan langkah awal untuk konservasi berkelanjutan. “Alhamdulillah hari ini kita bisa melaksanakan instruksi Pak Bupati. Intinya, setiap ASN wajib menanam dua pohon, karena ini adalah bentuk nyata dari kepedulian terhadap lingkungan hidup,” ungkapnya.
Beragam jenis pohon ditanam dalam kegiatan ini, mulai dari pohon buah seperti nangka dan alpukat, hingga jenis pohon keras seperti hantap dan ganitri. Tak hanya itu, turut diperkenalkan pula pohon khas Kabupaten Bandung yang diberi nama “Pohon DS”—merujuk pada inisial sang Bupati—sebagai simbol gerakan penghijauan lokal.
Lebih dari sekadar menanam, program ini juga menekankan pentingnya pemeliharaan pohon secara berkelanjutan. Pemerintah menyediakan skema insentif berupa sedekah pemeliharaan sebesar Rp25.000 per pohon bagi masyarakat atau ASN yang secara aktif merawat pohon yang telah ditanam.
Sebagai bagian dari upaya modernisasi, Pemkab Bandung juga meluncurkan aplikasi digital “Gepak Sayang” yang dapat diunduh melalui Play Store. Melalui aplikasi ini, masyarakat dan ASN bisa melaporkan pohon yang telah ditanam, lengkap dengan lokasi dan dokumentasi. “Kita bisa pantau langsung kontribusi individu—baik ASN, pelajar, calon pengantin, maupun masyarakat umum. Semua tercatat secara digital,” terang Asep.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi publik. Dengan jumlah penduduk sekitar 3,8 juta jiwa, apabila setiap warga menanam dua pohon, maka akan tumbuh lebih dari 7 juta pohon baru di Kabupaten Bandung. “Ini bukan sekadar gerakan simbolis, melainkan budaya cinta lingkungan yang harus ditanamkan dan diwariskan. Mudah-mudahan ini jadi contoh nasional,” tegasnya.
Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan digital, Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa konservasi alam bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tugas kolektif seluruh warga untuk masa depan yang lebih hijau. (zam)