Daily News

Pemerintah Sudan Terima Undangan Perundingan Perdamaian di Jenewa

sumber: REUTEURS

DUBAI | Priangan.com – Pada Selasa (30/7), pemerintah Sudan menerima dengan bersyarat undangan untuk menghadiri perundingan perdamaian yang disponsori oleh Amerika Serikat di Jenewa, meningkatkan harapan bahwa upaya ini dapat memajukan penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan. Konflik ini melibatkan pemerintah yang didukung tentara dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), sebuah kelompok paramiliter.

Pemerintah Sudan, yang selama ini menolak tawaran gencatan senjata dan perundingan perdamaian, kini mengungkapkan komitmennya untuk berpartisipasi dalam perundingan tersebut. Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Sudan, pemerintah berkomitmen untuk bekerja sama dengan entitas mana pun yang ingin menyelamatkan nyawa dan martabat rakyat Sudan.

RSF, yang telah menguasai delapan dari 18 ibu kota negara bagian Sudan, termasuk ibu kota Khartoum, menerima undangan AS segera setelah undangan tersebut diajukan minggu lalu. Namun, pemerintah Sudan menegaskan bahwa negosiasi sebelum penarikan penuh dan penghentian perluasan oleh RSF tidak akan diterima oleh rakyat Sudan.

Perang ini telah memicu krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan seperlima penduduk Sudan terpaksa mengungsi dan kemungkinan terjadinya kelaparan di seluruh negeri. Pembicaraan sebelumnya di Jeddah yang diadakan oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi berakhir tanpa kesepakatan.

Utusan Khusus AS, Tom Perriello, menyatakan bahwa kedua pihak telah menerima tawaran untuk bertemu sebelum perundingan resmi dimulai. Pertemuan yang direncanakan di Port Sudan, ibu kota de facto Angkatan Darat, dibatalkan tetapi diharapkan akan dijadwalkan ulang.

Pembicaraan di Jenewa akan diselenggarakan bersama oleh Arab Saudi, dengan dukungan dari Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA). Meskipun UEA membantah keterlibatannya, para ahli PBB dan pejabat AS mengonfirmasi bahwa UEA akan terlibat. Panglima Angkatan Darat Sudan, Abdelfattah al-Burhan, baru-baru ini berbicara melalui telepon dengan Sheikh Mohammed bin Zayed dari UEA, menandai pertama kalinya sejak pecahnya perang.

Tonton Juga :  KPK Masih Bungkam Soal Dugaan Gratifikasi Kaesang Pangarep

Perriello optimis bahwa melibatkan UEA dalam perundingan ini akan meningkatkan peluang untuk mencapai kesepakatan damai yang sesungguhnya dan dapat ditegakkan. Dengan harapan baru ini, dunia menantikan langkah selanjutnya dalam upaya mengakhiri konflik yang telah menghancurkan Sudan selama lebih dari setahun. (mth)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: