TASIKMALAYA | Priangan.com – Sejumlah pelajar di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, masih diliputi rasa trauma usai mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan pihak sekolah. Hingga kini, mereka enggan menerima makanan serupa dan memilih membawa bekal dari rumah.
“Sekarang saya trauma kalau dikasih makanan itu lagi. Takut diare lagi seperti kemarin,” ujar SN, salah satu siswa, saat ditemui di Puskesmas Rajapolah, Jumat (2/5/2025).
SN menuturkan bahwa saat makanan dibagikan pada hari Rabu, tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Makanan terlihat segar dan rasanya pun enak, sehingga ia menyantapnya sampai habis. Namun, gejala keracunan mulai dirasakan pada malam hari. Ia mengalami diare parah hingga berkali-kali bolak-balik ke toilet dan disertai rasa mual.
Sejak kejadian itu, SN belum berani mengonsumsi makanan dari sekolah. “Sekarang saya lebih nyaman bawa bekal nasi sendiri dari rumah,” katanya.
Kekhawatiran juga dirasakan para orang tua siswa. IN, salah satu orang tua yang anaknya bersekolah di SMPN 1 Singaparna, mengaku selalu menyarankan anaknya membungkus makanan MBG dan membawanya pulang.
“Di rumah makanan itu tidak dimakan, malah saya kasih ke ayam. Untungnya anak saya yang SMP tidak kena,” ungkapnya.
Namun, anaknya yang masih duduk di bangku SD tidak seberuntung itu. Karena menyantap makanan di sekolah, anak tersebut turut mengalami gejala keracunan berupa diare hingga tujuh kali buang air besar. “Saya kasih air kelapa sebagai obat tradisional. Alhamdulillah sekarang sudah sehat lagi,” tambah IN.
Kasus dugaan keracunan MBG di wilayah Rajapolah ini menjadi perhatian serius. Selain penanganan medis, trauma psikologis siswa juga perlu diperhatikan agar program makanan bergizi gratis tidak menimbulkan ketakutan yang berkepanjangan. (yna)