GARUT | Priangan.com – Rencana revitalisasi Pasar Guntur Ciawitali di Kabupaten Garut kembali mencuat dan memunculkan reaksi beragam dari para pedagang.
Sebagian mendukung, namun tak sedikit yang merasa khawatir akan kehilangan hak atas kios mereka atau terbebani oleh biaya yang mungkin muncul dalam proses renovasi.
Situasi semacam ini bukan hal baru. Sejumlah upaya perbaikan pasar di Garut kerap menuai penolakan dari pedagang karena kekhawatiran akan nasib mereka pasca-revitalisasi.
Tokoh agama sekaligus politisi senior, Ustad Hudan, yang telah lama beraktivitas di kawasan Pasar Guntur, menilai bahwa penataan pasar memang perlu dilakukan. Namun, ia menekankan pentingnya pendekatan yang bersifat dialogis dan manusiawi.
“Pak Bupati dan Dinas Pasar sudah memperhatikan kondisi pasar ini sejak lama. Revitalisasi bukan berarti melemahkan, justru harus menjadi sarana untuk memberdayakan pedagang dan memperbaiki fasilitas pasar,” ujar Hudan, Rabu (14/5/2025).
Menurutnya, kekhawatiran yang muncul dari para pedagang adalah hal wajar, terutama jika informasi belum tersampaikan secara menyeluruh. Ia menduga adanya miskomunikasi atau bahkan pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi.
“Jika pendekatannya dilakukan dengan dialog terbuka dan penuh empati, saya yakin masyarakat akan memahami tujuan baik dari program ini,” tambahnya.
Dalam kunjungan ke pasar beberapa waktu lalu, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menyampaikan bahwa revitalisasi akan dilakukan secara bertahap. Tahap awal akan difokuskan pada perbaikan drainase dan akses jalan agar aktivitas jual beli menjadi lebih nyaman.
Hudan mengapresiasi pendekatan bertahap tersebut, namun ia juga mengingatkan agar pemerintah tidak mengambil keputusan secara sepihak.
“Selama komunikasi dilakukan secara kontinu dan terbuka, pasti akan ditemukan titik temu. Pemerintah harus menunjukkan itikad baiknya agar masyarakat percaya bahwa revitalisasi ini bukan untuk menggusur, melainkan untuk memperbaiki,” tuturnya.
Ia pun mendukung penertiban pedagang kaki lima yang semakin tidak tertata di area pasar. Menurutnya, kondisi pasar saat ini sudah sangat memprihatinkan—kumuh, kotor, dan jalanan yang becek menjadi pemandangan sehari-hari.
“Revitalisasi ini adalah momentum untuk mengangkat kembali martabat pedagang dan pembeli. Sudah saatnya pasar ini ditata lebih baik demi kenyamanan bersama,” pungkasnya. (Az)

















