Dokumenter

Pangkur Kamerdikaan; Awal Kebangkitan Pergerakan di Tasikmalaya 1912-1926

TASIKMALAYA | Priangan.com – Liberalisasi ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah Hindia-Belanda sejak tahun 1870 telah memaksa rakyat Tatar Sukapura menyerahkan tanah pusakanya. Ribuan hektar tanah subur yang membentang di wilayah Tasikmalaya dikuasai oleh para pengusaha perkebunan berkebangsaan Eropa. Mereka mengeksploitasi dan mengeruk keuntungan dari hasil perkebunan dalam sekala besar. Sementara rakyat pribumi dipaksa hidup menderita dengan bekerja menjadi kuli-kuli rendahan di atas tanahnya sendiri. Mereka hidup terbelakang dan tak terdidik. Di lain pihak, kaum aristokrat pribumi tidak bisa diharapkan untuk mengubah nasib rakyat. Pengaruh kekuasaannya hanya dimanfaatkan kolonial untuk melanggengkan kepentingan eksplorasi dan ekspolitasi semata. Sampai dengan awal abad ke-20, faham indutrialisasi terus dikembangkan. Kapitaslisme semakin kuat bercokol mencengram dengan kuku-kukunya. Situasi ini telah mendorong Tasikmalaya memasuki sebuah episode baru sejarah yang disebut dengan “era kebangkitan pergerakan modern”….[]

Naskah: Irfal Mujaffar & Erni Agustin R

Editor : Abel & M. Ilham

Tonton Juga :  Di Mana Pusat Pemerintahan Saat Tasikmalaya Jadi Ibu Kota Provinsi Jawa Barat?
zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: