TASIKMALAYA | Priangan.com – Ratusan nelayan di Pantai Pamayangsari, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, menghadapi tantangan serius akibat kondisi dermaga yang semakin memprihatinkan.
Pendangkalan yang parah dan kapasitas dermaga yang sudah melampaui batas membuat sebagian perahu tak lagi bisa bersandar dengan aman.
Akibat keterbatasan ruang dan risiko tinggi saat ombak besar, sekitar 50 unit perahu kini terpaksa ditambatkan langsung di laut lepas. Langkah ini diambil untuk menghindari gesekan antarperahu yang bisa menyebabkan kerusakan.
“Dari total 170 perahu, hanya sebagian yang bisa bersandar. Ombak di sini bisa mencapai 5 hingga 6 kaki, sangat berisiko jika kapal terlalu padat,” ujar Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Mulyadi, pada Minggu (18/5/2025).
Menurut Dedi, permasalahan ini bukan hal baru. Kerusakan dermaga dan pendangkalan telah berlangsung cukup lama, namun tidak ada langkah nyata dari pemerintah, khususnya dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang memiliki kewenangan atas pengelolaan dermaga.
“Upaya sudah berkali-kali kami lakukan. Proposal telah diajukan baik secara resmi melalui dinas terkait maupun langsung dari komunitas nelayan. Tapi belum ada tindakan berarti,” ujarnya.
Dedi juga menyoroti lemahnya tindak lanjut dari janji-janji politik masa lalu. Ia menyebut bahwa selama kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum, aspirasi nelayan untuk revitalisasi dermaga tidak pernah ditanggapi secara konkret.
“Saat pilgub dulu, kami dijanjikan perbaikan. Tapi sampai sekarang, kami hanya menerima bantuan asuransi ketenagakerjaan dari pemerintah kabupaten. Itu pun bukan solusi utama,” ungkapnya.
Ia mendesak DPRD Provinsi Jawa Barat, khususnya dari daerah pemilihan Tasikmalaya, agar lebih serius mengawal usulan revitalisasi ini.
“Kami ingin perwakilan rakyat benar-benar membela kepentingan nelayan. Dermaga ini adalah nadi ekonomi kami,” tegasnya.
Dalam penutup pernyataannya, Dedi berharap Gubernur Jawa Barat saat ini, yang juga bernama Dedi Mulyadi, dapat turun langsung ke lokasi dan melihat sendiri kondisi di lapangan.
“Yang kami butuhkan adalah tindakan nyata. Bukan hanya janji. Kami ingin Gubernur hadir dan peduli,” pungkasnya. (yna)