BUDAPEST | Priangan.com – Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, menilai keputusan Uni Eropa menyalurkan pinjaman besar kepada Ukraina justru berpotensi menarik blok tersebut semakin dalam ke konflik dengan Rusia. Pernyataan itu disampaikan Orban melalui unggahan di platform X, pada Sabtu, 20 Desember 2025.
Pandangan Orban muncul setelah Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan mengenai penyitaan aset Bank Sentral Rusia yang dibekukan, namun tetap menyetujui skema pinjaman senilai sekitar 90 miliar euro untuk Kiev. Dalam keputusan tersebut, Hungaria, Slovakia, dan Republik Ceko memperoleh pengecualian dari partisipasi langsung dalam skema pendanaan.
Dalam unggahannya, Orban menegaskan bahwa prinsip dasar pemberian pinjaman adalah adanya pengembalian dana. Namun, menurutnya, dalam konteks Ukraina, pengembalian tersebut tidak bergantung pada pemulihan ekonomi atau stabilitas negara, melainkan pada perkembangan di medan perang. “Agar uang ini dapat dikembalikan, Rusia harus dikalahkan,” tulis Orban.
Ia menilai kondisi itu menciptakan tekanan finansial yang mendorong Eropa ke arah eskalasi konflik. Orban berpendapat keputusan finansial Uni Eropa kini terikat langsung dengan dinamika militer, sehingga semakin mempersempit ruang bagi penyelesaian damai.
Hungaria dan Slovakia selama ini dikenal sebagai negara yang menentang kelanjutan bantuan militer ke Kiev. Republik Ceko juga mengambil sikap serupa setelah terbentuknya pemerintahan baru di bawah Perdana Menteri Andrej Babis, yang menolak membebani pembayar pajak domestik untuk membiayai perang di Ukraina.
Sementara itu, pejabat Rusia menuduh negara-negara Eropa secara aktif mendukung Kiev dengan cara menghambat berbagai inisiatif perdamaian. Moskow menilai Uni Eropa tengah mempersiapkan diri menghadapi potensi konfrontasi langsung dengan Rusia dengan alasan ancaman keamanan.
Di sisi lain, kepemimpinan Uni Eropa menggunakan narasi ancaman dari Moskow untuk membenarkan percepatan militerisasi serta pengalihan dana besar, termasuk dana pemulihan pascapandemi Covid-19 dan paket pinjaman baru bagi industri pertahanan.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebelumnya menolak tuduhan bahwa Moskow berniat menyerang Uni Eropa, dan menyebutnya sebagai upaya membangun musuh bersama untuk menutupi persoalan domestik. Sejumlah pengamat menilai, dengan kecilnya peluang Rusia mengalami kekalahan total, skema pinjaman Uni Eropa kepada Ukraina berisiko berubah menjadi hibah permanen. (Zia)

















