TASIKMALAYA | Priangan.com – Sejatinya, ruh demokrasi adalah oleh, dari, dan untuk rakyat. Tapi faktanya tidak demikian. Dalam banyak kasus di Indonesia, demokrasi dimonopoli oligarki. Segelintir elite menguasai banyak aset, termasuk mengendalikan gerak para politikus yang punya seribu wajah. Di muka mengaku wakil rakyat, padahal nyatanya cuma pion kapitalis. Dalam setiap gelaran pemilu, politik uang menjelma jadi satu-satunya instrumen jitu untuk meraih “kemenangan”. Masyarakat ditarik ke arena transaksional tanpa mempedulikan benar salah atau baik buruk. Naskah: AI | Editor: Adtm
Oligarki Kebiri Demokrasi: Bongkar Praktik Politik Uang dalam “Tusuk Sate”
Maret 15, 2024
1 Min Read
-
Share This!
You may also like
- Amanat Galunggung
- Cerutu dan Soeharto, Bukan Sekedar Kebiasaan Merokok
- Kang AW di Politik, Seperti apa Awal Mula Perjalananya?
- Tiga Jalur Alternatif ke Pantai Pangandaran dari Kota Tasik
- Kisah Kadet Soewoko: Pahlawan Muda yang Abadi dalam Sejarah
- Buka-Bukaan! Cerita di Balik Kembalinya para Politisi Senior PPP Kota Tasik. ft. Pepen Ruspendi
- Mengenal Lebih Dekat Kusumo Utoyo, Sosok Pejuang Bangsa yang Tak Banyak Dikenal
- Geng Kapak Merah, Kelompok Kriminal yang Pernah Menghantui Jakarta di Era 2000-an
- Pasar Mobil di Tasikmalaya Masa Kolonial
- Kang DS Menang Lagi, Jagoan PKS Kalah di Kabupaten Bandung