BANDUNG | Priangan.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggencarkan upaya memperluas inklusi keuangan syariah di Indonesia. Salah satunya dengan menggelar Syariah Financial Fair (SYAFIF) di Main Atrium Trans Studio Mall Bandung, 2–3 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari gerakan nasional OJK untuk mendekatkan produk dan layanan keuangan syariah kepada masyarakat secara langsung dan menyenangkan.
Dalam sambutannya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan bahwa perkembangan literasi dan inklusi keuangan syariah saat ini menggembirakan, namun belum cukup jika tidak diikuti pemanfaatan nyata oleh masyarakat.
“Literasi keuangan syariah kita meningkat pesat, dari 9 persen menjadi 43 persen. Tapi literasi tanpa inklusi nyata hanya akan jadi angka. Kita harus dorong masyarakat tidak hanya tahu, tapi juga menggunakan produk keuangan syariah,” kata Friderica, Sabtu (2/8/2025).
Friderica menyebut bahwa OJK berkomitmen penuh dalam mendukung visi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Salah satunya dengan memperkuat ekosistem syariah melalui kolaborasi antar pelaku industri, regulator, akademisi, dan masyarakat.
“Keuangan syariah itu berbasis prinsip keadilan, kemitraan, transparansi, dan keberkahan. Empat prinsip ini harus menjadi fondasi dalam membangun ekonomi yang sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.
SYAFIF Bandung menghadirkan berbagai kegiatan interaktif seperti talkshow, lomba anak, pertunjukan seni, hingga pengenalan langsung layanan perbankan dan pembiayaan syariah. Dalam kegiatan ini, masyarakat diberi kesempatan untuk mengenal produk keuangan syariah secara langsung melalui booth-booth pelaku industri jasa keuangan syariah.
OJK juga meluncurkan program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) khusus di Bandung sebagai pilot project tahun 2025. Program ini bertujuan membuka akses rekening perbankan bagi seluruh pelajar sebagai langkah awal edukasi keuangan sejak dini.
“Jawa Barat menjadi wilayah prioritas dalam program KEJAR. Kami ingin generasi muda memahami sejak awal pentingnya pengelolaan keuangan yang sesuai prinsip syariah,” kata Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyambut positif gelaran SYAFIF di Bandung. Kepala Biro Perekonomian Setda Jabar, Budi Kurnia, menyatakan bahwa Bandung adalah tempat yang tepat untuk memperkuat gerakan ekonomi syariah.
“Dengan lebih dari 13.000 pesantren, Jawa Barat punya ekosistem sosial keagamaan yang kuat. Kalau kita berhasil di Jabar, seperempat tantangan nasional soal ekonomi syariah bisa kita selesaikan,” kata Budi.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan pengukuhan agen pembiayaan dan agen pegadaian syariah sebagai bagian dari pengembangan Ekosistem Pusat Inklusi Keuangan Syariah (EPIKS) yang dikembangkan OJK. Program ini bertujuan memperluas jangkauan layanan keuangan syariah tanpa perlu membangun cabang fisik, cukup lewat agen di komunitas.
Penutupan SYAFIF Bandung ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara OJK, Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Jawa Barat, dan sejumlah pelaku industri jasa keuangan syariah. Nota ini menjadi simbol komitmen bersama memperkuat sinergi dalam edukasi dan peningkatan akses keuangan syariah di Jawa Barat. (yna)