TASIKMALAYA | Priangan.com – Salah seorang anggota Komisi IX DPR-RI, Nurhayati Effendi, melaksanakan sosialisasi terkait stunting kepada ratusan masyarakat yang ada di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Minggu, 5 November 2023.
Dalam pemaparannya, Nurhayati menyebut bahwa stunting bisa menjadi salah satu penghambat visi Indonesia untuk menyambut bonus demografi pada tahun 2045 mendatang.
Visi mewujudkan generasi emas yang
berdaulat, maju, adil dan makmur, terancam gugur jika prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi. Bukan tanpa alasan, menurutnya, stunting tak hanya berbicara soal keadaan anak dengan kekurangan gizi kronis saja, melainkan membawa dampak panjang yang lebih serius.
“Selain dampak kepada kesehatan, stunting juga punya dampak kepada pembangunan lho, kenapa bisa begitu? Karena stunting bisa berdampak kepada produktifitas pada masyarakat usia kerja.
Terganggunya perkembangan otak dan kecerdasan, membuat kemampuan kognitif menurun,” bebernya, di UPT Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana, Garut, Jawa Barat.
Nurhayati menambahkan, stunting tercatat telah menimbulkan kerugian ekonomi negara sebesar 2-3% dari produk domestik bruto (PDB). Berdasarkan data BPS, jika PDB mencapai Rp. Rp19.588 triliun (2022), maka kerugian akibat stunting diperkirakan sebesar 391 – 587 triliun.
Maka dari itu, ia mengatakan permasalahan stunting ini harus jadi perhatian serius dan segera ditangani oleh pemerintah. Dirinya mengaku, selaku salah seorang anggota DPR-RI yang membidangi masalah ini sudah melakukan banyak upaya, termasuk dengan rajin melaksanakan kegiatan sosialisasi semacam ini untuk mengedukasi masyarakat terkait pencegahan dan penanganan stunting.
“Saya juga sangat mendorong kepada pemerintah agar ini diberikan perhatian yang lebih serius. Menangani stunting itu penting sekali, bukan cuma untuk anak-anak tapi juga untuk masa depan masyarakat dan negara kita. Makanya, perlu ada upaya serius dari pemerintah dalam meningkatkan gizi, pelayanan kesehatan, dan pendidikan gizi untuk mencegah masalah stunting ini,” pungkasnya. (wrd)