GABORONE | Priangan.com – Merespons pengusiran oleh Niger terhadap militer AS, Jenderal CQ Brown dari Angkatan Udara AS, melakukan perjalanan penting ke Afrika, bertujuan untuk menjaga kehadiran strategis AS di wilayah Afrika Barat yang semakin tidak stabil. Kunjungannya ke Botswana pada Senin (24/6) ini diikuti dengan pertemuan di mana ia berharap untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara mitra di wilayah tersebut.
Pengusiran militer AS oleh Niger, yang sekarang bermitra dengan Rusia, telah menghadirkan tantangan baru bagi strategi Amerika di Afrika. Pangkalan Udara 201, yang sebelumnya menjadi pusat penting dalam perang melawan pemberontakan di Niger, kini diambil alih oleh pasukan Rusia setelah keberangkatan pasukan AS.
Menanggapi perubahan politik yang cepat di Afrika Barat tersebut, pejabat AS telah memulai pembicaraan dengan negara-negara seperti Benin, Pantai Gading, dan Ghana untuk mencari peluang kerja sama baru. Namun, mereka tidak berencana untuk membangun pangkalan besar atau merelokasi pasukan secara signifikan di wilayah tersebut dalam waktu dekat.
Catherine Nzuki dari Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington menggambarkan bahwa AS kini menghadapi pertanyaan krusial terkait keberlanjutan hubungan strategis mereka di Afrika Barat setelah Niger mengambil keputusan yang mengejutkan ini.
Sementara itu, Jenderal Brown menyampaikan harapannya bahwa meskipun AS telah menarik sebagian besar pasukannya dari Niger, hubungan keamanan jangka panjang masih bisa dipertahankan. “Kami memiliki kedutaan di sana, jadi kami masih menjaga hubungan,” ujarnya kepada wartawan.
Ancaman teroris di wilayah Sahel yang gersang dan miskin tetap menjadi perhatian utama bagi AS, meskipun strategi mereka di Afrika Barat menghadapi tantangan baru setelah serangkaian kudeta di beberapa negara termasuk Niger, Burkina Faso, dan Mali. Tak hanya itu, Pejabat AS mengakui bahwa mereka sedang melakukan introspeksi untuk menyesuaikan strategi mereka dengan perubahan politik yang cepat di Afrika Barat.
Meskipun AS berusaha untuk tetap relevan dalam perang melawan terorisme di wilayah tersebut, kehadiran mereka yang berkurang menandai perubahan besar dalam dinamika keamanan regional. Dengan Niger beralih ke Rusia, AS dihadapkan pada tantangan diplomasi dan keamanan yang signifikan di Afrika Barat.
Oleh karenanya, Kunjungan Jenderal Brown ke Botswana ini menandai upaya AS untuk merumuskan kembali strategi mereka dalam menghadapi perubahan politik dan keamanan yang cepat di Afrika Barat. Bagaimanapun, masa depan hubungan AS dengan negara-negara di wilayah ini tetap menjadi subjek evaluasi mendalam bagi pemerintahan Biden. (mth)