PARIS | Priangan.com – Siapa yang tak kenal dengan sosok Napoleon Bonaparte. Dia adalah seorang tokoh yang sampai saat ini dikenang banyak orang.
Napoleon lahir pada 15 Agustus 1769 di Ajaccio, Pulau Korsika, tak lama setelah wilayah itu menjadi bagian dari Prancis. Ia berasal dari keluarga bangsawan kecil keturunan Italia yang hidup sederhana. Sejak muda, Napoleon menunjukkan minat besar pada dunia militer dan mendapat pendidikan di akademi perang Prancis hingga meraih pangkat perwira artileri.
Karier militernya meroket ketika Revolusi Prancis mengguncang negeri itu pada akhir abad ke-18. Di tengah kekacauan politik dan perang melawan kekuatan Eropa lainnya, Napoleon maju sebagai sosok yang menonjol. Ia memimpin berbagai kemenangan penting di Italia dan meneguhkan reputasinya sebagai jenderal cemerlang. Melalui kudeta 18 Brumaire pada November 1799, ia mengambil alih kekuasaan dan menjadi Konsul Pertama Prancis.
Beberapa tahun kemudian, pada 1804, Napoleon memproklamasikan dirinya sebagai Kaisar. Ia memperkuat kekuasaan dengan membentuk pemerintahan yang terpusat serta menyusun sistem hukum baru yang dikenal sebagai Code Napoleon. Kode ini menjadi dasar bagi sistem hukum modern di berbagai negara Eropa hingga kini. Di bawah pemerintahannya, Prancis mengalami pembaruan di bidang administrasi, pendidikan, dan ekonomi.
Dalam urusan militer, Napoleon berusaha memperluas pengaruh Prancis ke seluruh Eropa. Ia memimpin sejumlah kampanye besar, termasuk ke Italia, Austria, dan Mesir. Ekspedisi ke Mesir tahun 1798 bahkan melibatkan ilmuwan yang kemudian menghasilkan penelitian penting tentang peradaban kuno di wilayah itu. Namun ambisi besarnya juga menimbulkan perlawanan dari berbagai kerajaan Eropa yang tergabung dalam beberapa koalisi melawan Prancis.
Rangkaian kekalahan mulai menandai akhir kekuasaannya. Invasi ke Rusia pada 1812 berakhir dengan kegagalan besar, disusul kekalahan di Leipzig pada 1813. Setelah sempat turun takhta dan diasingkan ke Pulau Elba, Napoleon kembali ke Prancis pada 1815 dan memerintah selama seratus hari. Masa itu berakhir setelah ia kalah dalam Pertempuran Waterloo pada Juni 1815.
Napoleon kembali diasingkan, kali ini ke Pulau St. Helena di Samudra Atlantik. Di tempat terpencil itu ia menghabiskan sisa hidupnya hingga wafat pada 5 Mei 1821. Kepergiannya menutup satu bab penting dalam sejarah Eropa modern, masa ketika satu orang berhasil mengubah tatanan politik dan militer benua itu.
Meski menimbulkan banyak perdebatan, pengaruh Napoleon masih terasa hingga kini. Reformasi yang dijalankannya di bidang hukum, pemerintahan, dan pendidikan meninggalkan warisan yang bertahan lama, menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam perjalanan sejarah dunia. (wrd)

















