Historia

Nagoro, Desa Unik di Jepang yang Dihuni Ratusan Boneka

Potret salah satu rumah berpenghuni boneka di desa Nagoro, Jepang. | Instagram

TOKYO | Priangan.com – Jepang sejak dulu dikenal sebagai salah satu negara yang punya banyak keunikan, mulai dari budaya yang kaya hingga tradisi yang masih dilestarikan dengan baik.

Salah satu keunikan Jepang yang jarang diketahui oleh banyak orang adalah kisah desa Nagoro, sebuah desa kecil yang terletak di Prefektur Tokushima. Desa ini kini dikenal dengan julukan “Desa Boneka,” itu karena tempat ini kini dihuni oleh ratusan boneka seukuran manusia. Mereka menggantikan penduduk asli wilayah itu yang telah pergi sejak lama.

Nagoro pada masa lalu merupakan desa yang hidup dengan sekitar 300 penduduk, sebagian besar bekerja di sektor kehutanan dan pembangunan bendungan. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak penduduk muda yang memutuskan untuk pindah ke kota-kota besar demi mencari kehidupan yang lebih baik. Akibatnya, Nagoro semakin ditinggalkan, meninggalkan hanya sedikit orang, sebagian besar adalah lansia yang tetap tinggal di kampung halaman mereka.

Kisah unik ini bermula ketika Ayano Tsukimi, seorang wanita yang kembali ke Nagoro setelah lama tinggal di Osaka, merasa terkejut dan sedih melihat desanya yang sepi.

Untuk mengatasi perasaan kehilangan dan kesepian, Ayano mulai membuat boneka seukuran manusia yang ditempatkan di berbagai tempat di desa, seperti ladang, halte bus, dan bahkan di dalam rumah-rumah kosong. Boneka-boneka itu tidak sekadar pajangan, melainkan dibuat menyerupai para penduduk yang telah pergi atau meninggal, menciptakan ilusi kehidupan yang masih ada di desa tersebut.

Saat ini, diperkirakan ada sekitar 350 boneka di Nagoro, lebih banyak daripada penduduk asli yang tersisa hanya sekitar 30 orang. Setiap boneka dirancang dengan teliti, menggambarkan berbagai aktivitas manusia sehari-hari, sehingga menciptakan suasana yang seolah-olah kehidupan masih berjalan meskipun sebagian besar penduduk telah pergi.

Tonton Juga :  Cerutu dan Soeharto, Bukan Sekedar Kebiasaan Merokok

Fenomena Nagoro ini menarik perhatian wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Walaupun awalnya tidak direncanakan sebagai tujuan wisata, kini desa ini telah menjadi simbol ketahanan dan kreativitas di tengah krisis demografi yang melanda Jepang. Setiap tahunnya, Nagoro mengadakan Festival Orang-orangan Sawah, sebuah acara yang memungkinkan pengunjung untuk membuat boneka dan berinteraksi dengan ribuan boneka yang ada di desa.

Nagoro bukan hanya sekadar sebuah desa yang dihuni oleh boneka. Desa ini juga mencerminkan masalah yang lebih besar yang dihadapi banyak desa di Jepang, yaitu penurunan populasi akibat urbanisasi dan rendahnya angka kelahiran.

Seperti banyak desa lain di Jepang, Nagoro kini hampir kosong karena migrasi penduduk ke kota besar dan kurangnya generasi muda yang dapat menggantikan mereka yang telah pergi. (Ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: