Historia

Misteri Louis Le Prince, Sang Pelopor Sinema yang Terlupakan

Tangkapan layar dari "Adegan di Roundhay Garden" oleh Louis Le Prince, pada tanggal 14 Oktober 1888. | Wikimedia Commons.

LEEDS | Priangan.com – Ketika berbicara tentang sejarah perfilman, banyak yang langsung teringat pada nama-nama besar seperti Thomas Edison atau Lumière bersaudara. Namun, ada satu tokoh yang sering terlupakan, padahal perannya sangat penting dalam perkembangan film. Dialah Louis Le Prince, seorang seniman dan penemu asal Prancis yang menciptakan rekaman gambar bergerak pertama di dunia.

Le Prince adalah orang pertama yang berhasil merekam gambar bergerak dalam bentuk film. Rekaman tersebut dibuat pada Oktober 1888 di taman Oakwood Grange, Roundhay, Leeds. Durasi rekaman hanya dua detik, memperlihatkan istri Le Prince, putranya, serta mertuanya berjalan dan tertawa di taman.

Louis Le Prince lahir di Metz pada tahun 1842. Sejak kecil, ia kerap mengunjungi studio milik Louis Daguerre, salah satu pelopor fotografi, yang juga merupakan teman ayahnya. Diduga, di sanalah ia mendapatkan pelajaran pertamanya tentang fotografi.

Le Prince kemudian menempuh pendidikan seni di Paris dan melanjutkan studi pascasarjana di bidang kimia di Universitas Leipzig.

Pada tahun 1866, Le Prince pindah ke Leeds dan bekerja untuk John Whitley, teman kuliahnya yang memiliki perusahaan pembuatan katup dan komponen kuningan. Di sana, ia bertemu dengan saudara perempuan Whitley, Elizabeth, seorang seniman berbakat yang kemudian menjadi istrinya pada tahun 1869.

Bersama istrinya, Le Prince mendirikan Sekolah Seni Terapan dan dikenal atas karya mereka dalam menempelkan foto berwarna pada logam serta tembikar. Salah satu karyanya, potret Ratu Victoria dan Perdana Menteri William Gladstone, ditempatkan dalam kapsul waktu di batu fondasi Cleopatra’s Needle di London.

Ketertarikannya pada fotografi bergerak mendorongnya menciptakan kamera dengan 16 lensa yang mampu menangkap banyak gambar secara berurutan. Namun, karena setiap lensa memotret dari sudut berbeda, hasilnya tampak melompat-lompat.

Tonton Juga :  Kepala untuk Senapan: Jejak Mokomokai dalam Sejarah

Le Prince kemudian menyadari perlunya lensa tunggal agar rekaman lebih stabil. Ia juga mengembangkan mekanisme penjepit untuk menghentikan pergerakan film sebelum pencahayaan, sehingga menghasilkan gambar yang lebih jelas.

Pada 14 Oktober 1888, Le Prince menggunakan kamera barunya untuk merekam keluarganya di Oakwood Grange. Beberapa hari kemudian, ia merekam aktivitas lalu lintas di Jembatan Leeds. Ini menjadi dokumentasi gambar bergerak pertama yang masih ada hingga kini.

Namun, tantangan berikutnya adalah memproyeksikan gambar-gambar tersebut secara berurutan agar tampak bergerak. Saat itu, seluloid fleksibel belum ditemukan, sehingga Le Prince menggunakan slide kaca yang dijatuhkan ke depan lensa untuk menciptakan ilusi gerak, meski hasilnya masih kurang optimal.

Pada September 1890, Le Prince berencana kembali ke New York untuk bertemu keluarganya dan menampilkan film-filmnya di sebuah teater yang telah disiapkan istrinya. Sebelum keberangkatan, ia mengunjungi saudaranya di Dijon, Prancis.

Pada 16 September, ia menaiki kereta menuju Paris, tetapi tak pernah sampai di tujuan. Saat kereta tiba, ia tidak ditemukan di dalamnya, dan barang bawaannya pun menghilang. Polisi melakukan pencarian, tetapi tak ada petunjuk mengenai keberadaannya.

Hilangnya Le Prince secara misterius memunculkan spekulasi, termasuk dugaan pembunuhan oleh pesaingnya, tetapi tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung klaim tersebut.

Tujuh tahun setelah kepergiannya, Thomas Edison mengklaim dirinya sebagai penemu kamera gerak. Istri dan putra Le Prince berusaha memperjuangkan hak paten atas penemuan Le Prince di pengadilan, tetapi keputusan berpihak pada Edison.

Dua tahun kemudian, putra Le Prince, Adolphe, ditemukan tewas di Pulau Fire, dekat New York, dalam keadaan mencurigakan.

Le Prince terlupakan dalam sejarah perfilman karena ia menghilang sebelum sempat memamerkan hasil karyanya secara luas. Akibatnya, Thomas Edison diakui sebagai penemu sinema di Amerika Serikat, sementara di Prancis, Lumière bersaudara mendapatkan penghargaan atas penemuan Cinématographe serta penyelenggaraan pemutaran film komersial pertama pada tahun 1895.

Tonton Juga :  Pekerja Terpandai di Stasiun Uitenhage Bukan Manusia, Melainkan Seekor Babun

Namun, di Leeds, Le Prince tetap dihormati sebagai pahlawan lokal. Sejak tahun 1930, plakat peringatan dipasang di bekas bengkelnya di 160 Woodhouse Lane, yang kini digantikan dengan plakat biru sebagai penghormatan atas kontribusinya dalam dunia perfilman.

Meskipun namanya jarang disebut dalam sejarah film, jejak inovasinya tidak dapat dihapus. Louis Le Prince adalah bukti bahwa terkadang, pelopor sejati tersembunyi di balik bayang-bayang sejarah. (Lsa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: