WASHINGTON D.C. | Priangan,.com – Pada akhir abad ke-16, sebuah koloni Inggris didirikan di Pulau Roanoke, tepatnya di lepas pantai Amerika Utara. Koloni ini diharapkan menjadi pemukiman permanen pertama Inggris di Dunia Baru. Namun, harapan itu pupus ketika seluruh penghuni koloni menghilang tanpa jejak, meninggalkan misteri yang hingga kini belum terpecahkan.
John White, pemimpin ekspedisi dan gubernur koloni, kembali ke Inggris untuk mencari bantuan tambahan. Namun, keterlambatan akibat perang dengan Spanyol membuatnya baru bisa kembali tiga tahun kemudian, pada 1590.
Setibanya di Roanoke, White menemukan pemukiman kosong tanpa tanda-tanda kehidupan. Satu-satunya petunjuk yang tersisa hanyalah kata “CROATOAN” yang terukir di sebuah pohon, serta tiga huruf “CRO” yang tertulis di tempat lain. Tidak ada tanda perlawanan atau kekerasan yang terlihat di lokasi, hal ini memperdalam teka-teki yang telah terjadi.
Banyak teori bermunculan mengenai hilangnya para pemukim Roanoke. Salah satu teori yang paling banyak didiskusikan adalah mereka bergabung dengan suku asli setempat, suku Croatoan, yang mendiami Pulau Hatteras di dekatnya. Beberapa bukti arkeologi yang ditemukan di daerah tersebut, termasuk benda-benda khas Inggris dari masa itu, menguatkan kemungkinan adanya interaksi antara para kolonis dan penduduk asli.
Teori lain menyebutkan bahwa koloni mungkin menjadi korban kelaparan atau wabah penyakit yang memusnahkan mereka. Mengingat sulitnya kehidupan di Dunia Baru dan minimnya persediaan makanan, sangat mungkin bahwa mereka tidak dapat bertahan hidup tanpa bantuan dari luar. Ada juga spekulasi bahwa mereka berusaha berlayar kembali ke Inggris namun mengalami kecelakaan di laut.
Salah satu klaim yang sempat menarik perhatian adalah penemuan batu bertuliskan pesan yang diduga berasal dari Eleanor Dare, putri John White. Batu ini, yang dikenal sebagai Dare Stone, berisi cerita tentang penderitaan para kolonis, termasuk kematian sebagian besar dari mereka. Namun, banyak ahli meragukan keaslian batu tersebut dan menganggapnya sebagai pemalsuan modern.
Upaya pencarian dan penelitian pun terus dilakukan hingga saat ini, termasuk oleh proyek-proyek arkeologi yang mencoba mengungkap nasib para pemukim Roanoke. Beberapa artefak yang ditemukan di daerah pemukiman suku Hatteras memberikan secercah harapan untuk memahami lebih jauh hubungan antara para pemukim Inggris dan penduduk asli Amerika.
Meski begitu, tanpa bukti pasti, hilangnya koloni Roanoke tetap menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah Amerika. (Ersuwa)