Misteri di Balik Naskah Simfoni Kedua Rachmaninoff yang Akhirnya Terungkap

MOSKOW | Priangan.com – Simfoni Kedua karya Sergei Rachmaninoff selama puluhan tahun dianggap hilang. Namun kini, naskah asli dari salah satu karya paling berharga dalam sejarah musik Rusia itu akhirnya kembali ditemukan dan akan diterbitkan dalam edisi ilmiah oleh Russian Music Publishing. Di balik penemuan ini tersimpan kisah panjang yang melibatkan sengketa kepemilikan, diplomasi budaya, serta upaya kerja sama antarnegara.

Dilansir dari RT News, Sergei Rachmaninoff menggubah Simfoni Kedua pada tahun 1907–1908 saat tinggal di Dresden bersama keluarganya. Ia baru saja melewati masa sulit setelah kegagalan Simfoni Pertama yang membuatnya kehilangan semangat berkarya selama beberapa tahun.

Namun dari keterpurukan itu lahirlah karya yang penuh kekuatan emosional dan keindahan orkestra. Saat diperdanakan di Teater Mariinsky, Sankt Peterburg, pada Januari 1908 di bawah arahannya sendiri, simfoni tersebut langsung disambut hangat oleh penonton dan mengukuhkan nama Rachmaninoff sebagai salah satu komposer besar Rusia.

Kesuksesan itu justru membuat lenyapnya naskah aslinya terasa misterius. Selama berpuluh-puluh tahun, partitur orisinal Simfoni Kedua seolah menghilang begitu saja. Para peneliti musik hanya dapat menelusuri versi cetaknya tanpa pernah melihat tulisan tangan sang komposer. Hingga akhirnya, pada tahun 2004, dunia musik dikejutkan oleh kemunculan naskah itu di rumah lelang Sotheby’s, London. Dokumen setebal 320 halaman tersebut ternyata tersimpan selama ini oleh seorang kolektor anonim di Eropa.

Kabar penemuan itu segera sampai ke telinga Alexandre Rachmaninoff, cucu sang komponis yang tinggal di Swiss. Sebagai pengacara sekaligus pelindung warisan keluarganya, ia bermaksud menuntut pemilik naskah dan membuktikan bahwa dokumen itu seharusnya menjadi milik keluarga Rachmaninoff. Namun, rencana tersebut dicegah oleh Dmitry Dmitriev, kepala Russian Music Publishing. Dmitriev meyakinkan Alexandre bahwa yang terpenting bukanlah kepemilikan pribadi, tetapi bagaimana naskah itu bisa dipelajari oleh dunia dan dijadikan bagian dari proyek besar “Sergei Rachmaninoff: Critical Edition of the Complete Works (RCW)”, sebuah edisi ilmiah yang bertujuan melestarikan seluruh karya komposer besar Rusia itu secara autentik.

Lihat Juga :  Sejarah Hari ini; Sepuluh Pemimpin Nazi di Nuremberg Dieksekusi Mati

Setelah pembicaraan panjang, Alexandre akhirnya setuju untuk tidak menarik naskah tersebut dari lelang. Dengan bantuan Dmitriev, Sotheby’s kemudian mengubah lelang menjadi tertutup. Naskah itu akhirnya dibeli oleh Yayasan Tabor seharga £800.000 dengan syarat disimpan di British Library dan dapat diakses oleh para peneliti.

Namun kenyataannya tidak seperti itu. Yayasan Tabor memperlakukan naskah tersebut sebagai aset investasi, bukan sebagai warisan budaya yang perlu dibuka untuk publik. Akses penelitian sangat terbatas, dan naskah hanya dipamerkan pada acara-acara tertentu. Bagi para peneliti musik, kesempatan untuk mempelajari partitur tersebut nyaris mustahil. Situasi ini membuat upaya ilmiah yang telah direncanakan menjadi terhambat selama bertahun-tahun.

Nilai naskah musik orisinal memang sangat tinggi. Bagi para sejarawan dan ahli musik, tulisan tangan komposer merupakan sumber paling autentik yang memperlihatkan proses kreatif di balik karya besar. Setiap coretan, catatan kecil, atau penghapusan memiliki arti penting. Dalam versi cetak, detail-detail halus itu sering kali hilang, sehingga naskah asli menjadi satu-satunya cara memahami pikiran dan maksud sang komposer. Tak heran jika harga naskah musik klasik di rumah lelang bisa mencapai jutaan poundsterling. Sebagai perbandingan, naskah asli Simfoni No. 2 karya Gustav Mahler bahkan terjual seharga £4,5 juta pada tahun 2016, menjadikannya manuskrip musik termahal di dunia.

Lihat Juga :  PNI, Tonggak Awal Kesadaran Politik Bangsa Indonesia

Perjalanan naskah Simfoni Kedua berlanjut pada tahun 2014 setelah wafatnya Alexandre Rachmaninoff. Manuskrip itu kembali dilelang dan dibeli oleh kolektor serta filantropis Amerika Serikat, Robert Owen Lehman Jr. Keluarga Lehman dikenal memiliki salah satu koleksi seni pribadi paling berharga di dunia.

Berbeda dengan pemilik sebelumnya, Lehman tidak menyimpan naskah itu secara tertutup. Ia memilih untuk menyerahkannya kepada Morgan Library & Museum di New York agar dapat dirawat dengan baik dan, yang lebih penting, membagikan salinan digitalnya kepada Russian Music Publishing.

Lihat Juga :  Bayang Bayang Kekuasaan, Ternyata Nepotisme Sudah Ada Sejak Zaman VOC

Keputusan Lehman tersebut menjadi titik balik penting. Di tengah meningkatnya ketegangan politik akibat konflik Rusia-Ukraina, sikapnya dianggap sebagai contoh nyata kerja sama antarnegara yang didorong oleh semangat kemanusiaan dan kecintaan terhadap budaya.

Russian Music Publishing kini tengah dalam tahap persiapan edisi ilmiah untuk Simfoni Kedua sebagai bagian dari proyek RCW yang telah diakui dunia internasional. Edisi-edisi sebelumnya dari proyek ini bahkan digunakan di Universitas Cambridge sebagai acuan dalam studi kritik teks musik modern. Berkat salinan digital yang diberikan oleh Lehman, para peneliti kini bisa menelusuri setiap detail tulisan tangan Rachmaninoff dari perubahan kecil dalam melodi hingga revisi besar dalam orkestrasinya.

Melalui penelitian ini, terungkap bahwa proses kreatif Rachmaninoff sangat unik. Ia memiliki daya ingat musikal yang luar biasa. Banyak karyanya disusun sepenuhnya dalam ingatan sebelum akhirnya dituliskan. Ketika menampilkan karyanya sendiri di konser perdana, ia sering kali melakukan perubahan spontan, memperpendek bagian tertentu, atau menyederhanakan tekstur musik. Inilah sebabnya edisi ilmiah modern tidak hanya menerbitkan versi akhir, tetapi juga mencoba menelusuri jejak proses berpikir sang komposer sejak awal.

Setelah lebih dari dua dekade perjalanan yang penuh rintangan, Russian Music Publishing akhirnya memiliki salinan digital lengkap dari naskah asli Simfoni Kedua. Tim ahli tengah bekerja untuk menyalin, meneliti, dan mempersiapkan penerbitannya. Upaya ini menjadi simbol keberhasilan kerja sama lintas negara di tengah situasi dunia yang penuh ketegangan. (LSA)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos