TASIKMALAYA | Priangan.com — Pemerintah Kota Tasikmalaya dikejutkan oleh temuan jumlah transaksi judi online (judol) yang melibatkan puluhan ribu penerima bantuan sosial. Data Kementerian Sosial per 11 November 2025 mencatat 12.402 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kota Tasikmalaya terindikasi melakukan transaksi judi online dengan nilai mencapai ratusan miliar rupiah sepanjang 2024–2025.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Dicky Candranegara, menyebut angka tersebut menempatkan Kota Tasikmalaya sebagai daerah peringkat ketiga terbanyak di Jawa Barat untuk kasus penerima bansos yang terlibat judi online.
“Kami sangat prihatin dengan temuan ini. Nilai transaksinya bukan kecil, ratusan miliar rupiah, padahal dana itu semestinya untuk kebutuhan dasar dan pendidikan anak,” ujar Dicky, Selasa (2/12/2025).
Ia menegaskan, perilaku penyalahgunaan bantuan sosial untuk praktik ilegal tersebut telah merusak tatanan sosial dan memperdalam kerentanan keluarga miskin. Pemerintah pusat, melalui Kemensos dan Satgas Pemberantasan Perjudian Daring, telah mengambil langkah tegas: KPM yang terbukti menyalahgunakan bansos untuk judol otomatis diblokir atau dicoret, tanpa menghilangkan hak anggota keluarga lain yang tidak terlibat.
“Langkah ini untuk memastikan bansos benar-benar tepat sasaran dan memberikan efek jera. Tidak boleh ada satu rupiah pun bantuan negara yang dipakai untuk menyuburkan perilaku menyimpang,” tegas Dicky.
Dicky menilai masalah judi online tidak bisa ditangani pemerintah daerah sendirian. Ia mendorong kerja sama lintas lembaga, khususnya kepolisian dan kementerian terkait, untuk menghentikan arus transaksi ilegal yang menggerus ketahanan keluarga.
Pemerintah Kota Tasikmalaya, kata dia, akan memperketat pengawasan penggunaan bantuan sosial. Pendampingan terhadap keluarga penerima manfaat juga diperkuat agar dana bantuan digunakan sesuai kebutuhan dasar.
“Kami akan meningkatkan pengawasan dan pendampingan. Sosialisasi bahaya judi online akan terus digencarkan, karena jika dibiarkan, korbannya bukan hanya ekonomi keluarga tetapi juga masa depan anak-anak,” tutupnya. (yna)

















