BERLIN | Priangan.com – Semua orang pasti kenal dengan sosok Adolf Hitler. Ya, kebengisannya saat memimpin NAZI pada masa Perang Dunia II membuatnya begitu amat terkenal. Siapa sangka, meski dikenal bengis, Hitler ternyata tak suka memakan daging. Ia adalah seorang vegetarian. Hal itu terungkap oleh saksi hidup Hitler, Margot Woelk, yang pernah menjadi pencicip makanan pribadi sang pemimpin Nazi.
Hitler dikenal sebagai seorang vegetarian yang ketat. Meski beberapa sumber menyebut kalau ia sesekali mengonsumsi daging, mayoritas catatan sejarah dan kesaksian dari orang-orang di sekitarnya menunjukkan bahwa Hitler lebih memilih pola makan berbasis tumbuhan. Ia percaya bahwa vegetarianisme adalah bagian dari gaya hidup yang sehat dan sesuai dengan ideologi rasialnya. Hitler bahkan pernah menyebut daging sebagai “teh mayat” (corpse tea).
Woelk dulu bekerja sebagai pencicip makanan di markas Hitler yang dikenal sebagai Sarang Serigala di Prusia Timur. Ia menceritakan semua hidangan yang disajikan untuk Hitler bersifat vegetarian. Menu yang disiapkan untuknya terdiri dari bahan-bahan segar seperti asparagus, kacang, merica, nasi, dan salad.
Sebagai pencicip makanan, Woelk dan rekan-rekannya bertugas memastikan makanan yang disajikan untuk Hitler aman dari racun. Mereka mencicipi setiap hidangan sebelum makanan tersebut dikirim ke meja sang pemimpin. Meski tugas ini berisiko tinggi, Woelk mengaku bahwa selama masa tugasnya, tidak pernah ada upaya untuk meracuni Hitler. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa ia selamat hingga akhir perang dunia II.
Vegetarianisme Hitler bukan sekadar pilihan pribadi, tapi juga dianggap sebagai bagian dari ideologi Nazi. Hitler percaya, pola makan vegetarian adalah salah satu cara untuk menjaga kemurnian ras Arya. Ia menganggap mengonsumsi daging akan merusak kesehatan dan moral. Pandangan ini sejalan dengan keyakinannya bahwa bangsa Arya harus hidup dalam kesederhanaan dan kedisiplinan, termasuk dalam hal pola makan. (Ersuwa)