TIONGKOK | Priangan.com – Bai Chongxi, juga dikenal sebagai Omar Bai Chongxi, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Republik Tiongkok. Ia lahir di Guilin, Guangxi, pada 18 Maret 1893, sebagai keturunan etnis Hui dan dari keluarga pedagang Persia yang mengubah nama mereka menjadi Bai. Sejak usia muda, Bai menunjukkan minat dan bakat dalam bidang militer, menempuh pendidikan di Sekolah Pelatihan Kader Militer Guangxi dan menjadi salah satu tokoh terkemuka di militer Tiongkok.
Karir militer Bai dimulai saat ia bergabung dengan korps Pelajar Berani Mati pada periode 1911-1914, yang bertepatan dengan Revolusi Xinghai yang menggulingkan dinasti kekaisaran terakhir di Tiongkok. Setelah menjalani pelatihan di Akademi Militer Baoding, Bai menjadi perwira percobaan di divisi Guangxi dan segera terlibat dalam Ekspedisi Utara pada 1928, di mana ia memimpin pasukan Kuomintang untuk menghancurkan kekuatan Jenderal Zhang Zongchang.
Selama periode ini, Bai juga berupaya memperkuat posisinya di kawasan Xinjiang dan membangun infrastruktur seperti jalur kereta api untuk mencegah pengaruh Rusia. Namun, pada akhir 1928, Bai menghadapi kesulitan keuangan yang mengakibatkan ia melarikan diri ke Vietnam. Meski demikian, ia kembali ke Guangxi dan berperan penting dalam rekonstruksi daerah tersebut, menjadikannya model provinsi dengan pemerintahan yang progresif.
Pada 1937, ketika Jepang dan Tiongkok terlibat dalam konflik yang dikenal sebagai Perang Tiongkok-Jepang, Bai kembali bergabung dengan Pemerintah Pusat di bawah pimpinan Chiang Kai-shek. Ia diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Umum dan terlibat dalam sejumlah kampanye, termasuk kemenangan besar di Pertempuran Tai’erzhuang pada tahun 1938. Bai dikenal sebagai pemimpin yang menginspirasi dan dihormati, terutama di kalangan tentara Muslim.
Bai juga berperan penting dalam membangun solidaritas antara komunitas Muslim dan Han di Tiongkok, menyebarkan semangat jihad di kalangan umat Muslim untuk melawan agresi Jepang. Ia melindungi komunitas Muslim di Guilin dan mendorong penyatuan dalam menghadapi musuh bersama.
Selama Perang Tiongkok-Jepang, Bai memperoleh pengakuan internasional atas kontribusinya, termasuk penghargaan Legion of Merit dari Amerika Serikat pada 1945. Dia juga menjadi Ketua Federasi Penyelamatan Nasional Islam Tiongkok dan berjuang melawan takhayul melalui gerakan anti-agama.
Setelah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Nasional pertama Republik Tiongkok dari 1946 hingga 1948, Bai Chongxi tetap menjadi tokoh yang berpengaruh dalam masyarakat Tiongkok hingga akhir hayatnya. Ia meninggal pada 2 Desember 1966 di Taipei akibat koroner trombosis dan dimakamkan secara militer dengan penghormatan penuh.
Bai Chongxi dikenang sebagai jenderal Muslim yang tidak hanya berkontribusi dalam mempertahankan negara, tetapi juga sebagai sosok yang mempromosikan persatuan dan toleransi antaragama di Tiongkok. (mth)