MAKKAH | Priangan.com – Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, baru-baru ini melakukan pertemuan penting dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Al Rabiah, di Masjidil Haram, Makkah pada Minggu (24/11). Pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan ini bertujuan untuk membahas berbagai persiapan terkait ibadah haji Indonesia dan juga pemberdayaan umat Islam.
Dalam pertemuan tersebut, Menag Nasaruddin mengungkapkan bahwa beberapa topik krusial dibahas, termasuk peningkatan kualitas pelayanan bagi jemaah haji Indonesia. Salah satu isu utama yang dibicarakan adalah permintaan Menag agar jemaah haji Indonesia tidak ditempatkan di kawasan Mina Jadid.
“Alhamdulillah kami melakukan pertemuan dengan Menteri Haji, dr Tawfiq Al Rabiah. Alhamdulillah kami diterima dengan baik di Masjidil Haram. Ternyata di Masjidil Haram itu ada tempat pertemuan yang sangat luar biasa,” ujar Menag Nasaruddin, menambahkan bahwa langkah ini akan meningkatkan kenyamanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah haji bagi jemaah.
Selain itu, Menag juga menekankan pentingnya penambahan jumlah petugas haji, mengingat banyaknya jemaah yang berusia lanjut.
“Jadi petugas haji kami mohon ditambah, minimal dipertahankan seperti haji tahun lalu dengan segala konsekuensinya karena kami perlu pelayan jemaah haji yang sudah banyak berumur,” ujarnya.
Meskipun ada informasi bahwa pemerintah Saudi berencana mengurangi jumlah petugas, Menag berharap permintaan ini dapat dipertimbangkan demi kenyamanan dan keselamatan jemaah.
Diskusi lebih lanjut juga mencakup topik-topik teknis, seperti penggunaan sistem Murur untuk melancarkan pergerakan jemaah, serta pelaksanaan Dam, yang memungkinkan pemotongan kambing Dam dilakukan di Indonesia dan distribusinya kepada masyarakat setempat.
Menag Nasaruddin berharap kebijakan ini dapat diterapkan di Indonesia setelah mendapatkan fatwa yang mendukung dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Selain urusan haji, Menag Nasaruddin dan Menteri Tawfiq juga membahas upaya pemberdayaan umat Islam. Menag menyarankan pembangunan Museum Hadits di Masjid Istiqlal, Jakarta, yang diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan dan penelitian Islam.
“Dalam waktu dekat ini, insya Allah beliau akan melakukan pendekatan – pendekatan, kemungkinan untuk kita membuka Museum Hadits di Istiqlal,” kata Menag.
Dalam kesempatan lain, Menag juga memberikan penjelasan mengenai perbedaan pendapat terkait investasi uang setoran awal biaya haji (Bipih). MUI telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan hasil investasi tersebut untuk membiayai jemaah lainnya, sementara Mudzakarah Perhajian Indonesia membolehkannya. Menag menegaskan bahwa perbedaan pendapat ini bisa diselesaikan dengan dialog yang konstruktif.
Kunjungan Menag Nasaruddin ke Arab Saudi dimulai pada 23 November 2024, dan beliau dijadwalkan kembali ke Indonesia pada 26 November 2024. Dalam perjalanan ini, Menag juga merencanakan kunjungan kerja ke Madinah untuk melanjutkan diskusi dengan pemerintah Saudi tentang penyelenggaraan ibadah haji 2025 dan persiapan lainnya.
Pertemuan ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan haji dengan lebih baik setiap tahunnya, serta menjalin kerjasama erat dengan pemerintah Arab Saudi dalam rangka pemberdayaan umat Islam di seluruh dunia. (mth)

















