Mengulik Peristiwa Chernobyl, Sebuah Kota Mati dan Jejak Radiasi yang Tak Terhapuskan

UKRAINA | Priangan.com – Pada suatu malam yang dingin dan tenang di akhir April 1986, sebuah eksperimen rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl, yang terletak di Ukraina utara, berubah menjadi salah satu tragedi paling mengerikan dalam sejarah modern. Di kota Pripyat yang damai, kehidupan sehari-hari penduduk tidak mencurigai apa yang akan terjadi. Namun, sekitar pukul 1:23 pagi pada 26 April, nasib mereka berubah selamanya.

Reaktor No. 4, salah satu dari enam reaktor di pembangkit ini, tengah menjalani uji coba sistem pendingin air darurat. Uji coba ini, yang seharusnya menjadi prosedur standar, mengarah pada bencana.

Dalam hitungan detik, sebuah reaksi berantai yang tidak terkendali menyebabkan tekanan uap meningkat secara dramatis, meledakkan atap reaktor yang beratnya mencapai 1.000 ton. Ledakan pertama diikuti oleh ledakan kedua yang lebih hebat, menghujani sekelilingnya dengan puing-puing radioaktif yang terbakar.

Di Pripyat, pagi itu dimulai seperti hari-hari biasa, dengan penduduk yang tak menyadari bahaya mengancam. Namun, langit mereka yang cerah mendung oleh awan radioaktif yang perlahan-lahan menyebar dari lokasi bencana. Pagi itu, truk-truk pembersih mulai beroperasi, tetapi kebanyakan penduduk masih tidak menyadari bahwa mereka berada dalam bahaya yang mengancam jiwa.

Hanya pada sore hari, pemerintah Soviet mengeluarkan perintah evakuasi mendesak. Penduduk Pripyat, yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam keadaan panik, hanya diberi waktu beberapa jam untuk mengemas barang-barang yang bisa mereka bawa. Dalam sekejap, kota yang dahulu sibuk ini menjadi kosong, dan para penduduk yang terpaksa pergi tidak pernah kembali ke rumah mereka lagi.

Pemerintah Soviet, yang pada awalnya merahasiakan kejadian tersebut, hanya mengungkapkan bencana ketika negara-negara tetangga, seperti Swedia, melaporkan peningkatan radiasi yang tidak biasa. Dunia luar mulai menyadari skala dari bencana yang sedang berlangsung, sementara di dalam Uni Soviet, berita mengenai tragedi ini baru muncul dengan penuh kerahasiaan.

Lihat Juga :  Datoek Soetan Maharadja; Pelopor Pers Melayu yang Berani Menentang Kolonialisme

Setelah ledakan, api berkobar selama berhari-hari, dengan radiasi yang menyebar ke seluruh Eropa. Upaya pembersihan yang dilakukan oleh ribuan orang, termasuk petugas pemadam kebakaran dan tentara, menjadi cerita heroik dan tragis. Banyak dari mereka terpapar radiasi yang berbahaya, dan beberapa di antaranya meninggal dunia dalam beberapa bulan setelah bencana.

Lihat Juga :  Datoek Soetan Maharadja; Pelopor Pers Melayu yang Berani Menentang Kolonialisme

Selama 206 hari, tim konstruksi membangun sarkofagus baja dan semen untuk menutupi reaktor yang rusak dan mencegah radiasi lebih lanjut. Struktur sementara ini, meski sangat diperlukan, hanya solusi sementara. Pada tahun 2016, sebuah konsorsium internasional menyelesaikan pembangunan New Safe Confinement, struktur baru yang dirancang untuk melindungi lingkungan dari radiasi selama 100 tahun ke depan.

Sementara itu, Zona Eksklusi Chernobyl yang terbentuk setelah kecelakaan menjadi lambang dari kesedihan dan kerusakan yang ditinggalkan. Namun, di balik duka tersebut, terdapat fenomena alam yang menarik. Satwa liar, tanpa kehadiran manusia, mulai berkembang biak di wilayah yang sebelumnya dihuni oleh manusia. Babi hutan, serigala, dan bison menjadikan zona ini rumah mereka, menunjukkan bahwa meskipun radiasi merusak, alam tidak sepenuhnya hilang.

Pada 2017, dengan inisiatif dari perusahaan Ukraina-Jerman, zona tersebut mulai digunakan untuk pembangkit listrik tenaga surya. Ini adalah simbol harapan dan kebangkitan dari reruntuhan yang tersisa, meski tidak dapat sepenuhnya menghapus jejak dari bencana yang pernah terjadi.

Chernobyl tetap menjadi peringatan bagi kita tentang kekuatan teknologi yang tak terkendali dan dampaknya yang berkepanjangan. Meskipun sisa-sisa kota dan fasilitas masih terlihat, cerita Chernobyl adalah pengingat mendalam tentang bahaya yang menyertainya serta daya tahan manusia dan alam dalam menghadapi bencana. (mth)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos