JAKARTA | Priangan.com – Inilah sosok Samuel Finley Breese Morse. Ia merupakan seorang penemu dan seniman asal Amerika Serikat yang namanya begitu dikenal dunia berkat kontribusinya dalam bidang komunikasi modern. Pria kelahiran Charlestown, Massachusetts, pada 27 April 1791, ini tidak hanya dikenal sebagai pelukis potret, meliankan juga sebagai pencipta telegraf elektrik dan penyusun sistem kode komunikasi yang dikenal sebagai Kode Morse.
Sejak kecil, Morse telah menunjukkan minat yang besar pada seni lukis. Saat usianya baru menginjak empat tahun, misalnya, ia mulai menggambar wajah guru-gurunya. Kebiasaannya itu terus berkembang hingga di usia remaja, ia bahkan biasa mencari uang saku lewat jualan lukisan wajah teman-temannya.
Meski orang tuanya sempat meragukan masa depan anaknya di dunia seni, kecintaan Morse pada bidang ini membuat mereka akhirnya berupaya mengumpulkan dana agar sang anak bisa menempuh pendidikan di Royal Academy di London, Inggris.
Perjalanan Morse di dalam dunia seni tidak selalu mulus. Saat berhasil masuk ke Royal Academy, ia dikenal sering terlambat menyelesaikan tugas menggambar. Walau begitu, Morse berhasil membuktikan potensinya di bidang ini lewat karya patung tanah liat bertema Herkules. Pada saat itu, patung yang ia buat mendapat pengakuan dan bahkan dianugerahi medali emas.
Semangatnya dalam berkarya terus menyala, meski takdir kemudian membawa perubahan besar dalam hidupnya.
Pada tahun 1818, Morse menikah dengan Lucretia Walker dan dari pernikahan itu lahirlah dua anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Namun kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Tujuh tahun setelah menikah, sang istri meninggal mendadak karena serangan jantung. Morse yang kebetulan sedang berada jauh dari rumah, terlambat mengetahui kabar duka tersebut. Peristiwa itu pun akhirnya sempat membuatnya kehilangan semangat melukis.
Namun, meski begitu, ayah dari tiga anak ini berhasil kembali bangkit. Morse bekerja keras, melukis sejak pagi hingga tengah malam demi menghidupkan kembali gairah seninya. Setelah beberapa waktu berupaya kembali berdiri, Morse bersama sejumlah seniman lainnya kemudian mendirikan National Academy of Design.
Namun, takdir rupanya membawa Morse ke jalan lain yang tak terduga. Pada 1832, dalam pelayaran pulang dari Eropa bersama anak-anak dan kakak iparnya, Morse mendengar diskusi tentang eksperimen elektromagnetik. Percakapan tersebut membangkitkan ide dalam pikirannya tentang alat komunikasi jarak jauh. Dua tahun kemudian, gagasan itu pun mulai ia wujudkan dalam bentuk telegraf elektrik.
Tepat pada 1835, pria yang pernah mengajar seni di Universitas New York ini berhasil membuat prototipe telegraf pertamanya. Ia terus menyempurnakan temuannya dan pada 1837, bersama rekan-rekannya, Morse mengajukan hak paten atas alat komunikasi tersebut.
Tak cuma itu, mereka juga merancang sistem sandi berupa titik dan garis untuk merepresentasikan huruf dan angka yang dapat diterjemahkan menjadi kata. Sistem ini kemudian dikenal dengan istilah Kode Morse, sebuah inovasi yang menjadi dasar komunikasi modern saat itu.
Puncak pencapaiannya terjadi pada 24 Mei 1844, ketika ia mengirimkan pesan pertama melalui jaringan telegraf dari Washington ke Baltimore. Kalimat “What hath God wrought” menjadi pesan perdana yang dikirim menggunakan sistem ciptaannya yang belakangan menandai lahirnya era baru dalam komunikasi jarak jauh.
Samuel Morse wafat di New York pada 2 April 1872 karena pneumonia. Ia meninggal di usia 80 tahun dan dimakamkan di pemakaman Greenwood, Brooklyn. Semasa hidupnya, ia tercatat menikah dua kali dan memiliki tujuh anak dari dua pernikahannya. Kini, namanya abadi dalam sejarah sebagai pelopor teknologi komunikasi yang telah menghubungkan dunia jauh sebelum era digital hadir. (wrd)