Historia

Menghapus Minggu: Eksperimen Sosial Uni Soviet yang Gagal

MOSKOW | Priangan.com – Suatu hal yang aneh jika saat terbangun di pagi hari, lalu menyadari bahwa hari Minggu telah dihapus dalam kalender. Hari Minggu tidak lagi berperan sebagai hari libur setiap orang, hingga sulit bagi kita untuk beristirahat dan menikmati momen bersama keluarga ataupun teman.

Hal inilah yang benar-benar terjadi di Uni Soviet sekitar seratus tahun lalu.

Pada Agustus 1929, Uni Soviet melakukan eksperimen sosial yang radikal. Mereka mereformasi salah satu elemen paling mendasar dalam kehidupan sehari-hari warganya, yaitu sistem kalender.

Di tengah semangat pembangunan ekonomi dan industrialisasi yang pesat di bawah kepemimpinan Joseph Stalin, perubahan besar ini dirancang untuk mendorong produktivitas dan efisiensi kerja.

Dorongan untuk mempercepat pertumbuhan infrastruktur dan semangat kolektif dalam membangun sosialisme menciptakan iklim yang mendukung ide-ide ekstrem. Termasuk gagasan seorang ekonom Bolshevik bernama Yuri Larin.

Bolshevik adalah kelompok revolusioner yang dipimpin oleh Vladimir Lenin dan menjadi penguasa baru Rusia setelah Revolusi 1917. Mereka dikenal sebagai pelopor berdirinya Uni Soviet dan pendukung utama sistem komunisme.

Larin mengusulkan sistem kerja baru yang ia sebut ‘Nepreryvka’ atau ‘minggu kerja berkelanjutan’. Dalam sistem ini, hari Minggu sebagai hari libur bersama dihapuskan.

Sebagai gantinya, diberlakukan minggu kerja lima hari. Setiap orang bekerja selama empat hari dan beristirahat pada hari kelima. Namun, keunikan sistem ini terletak pada fakta bahwa hari libur setiap orang tidak sama.

Seluruh tenaga kerja dibagi ke dalam lima kelompok berbeda. Masing-masing kelompok memiliki hari liburnya sendiri yang bergilir, seperti sistem shift namun berlaku dalam hitungan hari, bukan jam.

Dengan begitu, hanya satu dari lima kelompok yang beristirahat pada hari tertentu. Sementara sisanya tetap bekerja, menciptakan sistem kerja tanpa jeda.

Tonton Juga :  Operasi Dynamo, Aksi Penyelamatan Paling Monumental Sepanjang Sejarah Perang Dunia II

Penerapan nepreryvka awalnya dimaksudkan sebagai solusi efisien yang akan mempercepat roda industri. Setiap pekerja diberi penanda khusus berupa warna atau simbol, seperti bintang, palu, atau pesawat terbang.

Simbol ini menunjukkan hari libur mereka di kalender. Secara teori, sistem ini tampak praktis dan adil. Setiap orang memiliki frekuensi hari libur yang lebih tinggi sepanjang tahun dibandingkan sistem tujuh hari sebelumnya.

Pemerintah mempromosikannya sebagai cara baru dalam mengelola waktu dan tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi dibayangkan berjalan seperti estafet tanpa henti.

Namun dalam praktiknya, kebijakan ini membawa dampak sosial yang tidak terduga. Bahkan mengganggu tatanan kehidupan masyarakat Soviet.

Dengan hari libur yang berbeda-beda, banyak orang merasa terisolasi. Tidak ada lagi waktu istirahat yang bisa dihabiskan bersama keluarga atau teman.

Suasana kota dan perkampungan menjadi sepi pada hari libur seseorang karena orang lain tetap bekerja. Pola sosialisasi yang sebelumnya dijalani masyarakat pun ikut berubah, bahkan rusak.

Kehidupan keagamaan juga terdampak. Gereja kehilangan jamaah karena tidak ada lagi hari tertentu yang bisa dimanfaatkan bersama-sama untuk beribadah.

Bagi masyarakat yang terbiasa menjalani tradisi keagamaan atau kebersamaan dalam merayakan hari besar, sistem ini terasa seperti penindasan terhadap kebebasan pribadi dan spiritual.

Akibatnya, ketidakpuasan mulai tumbuh di kalangan pekerja. Mereka merasa kesepian, tertekan, dan kelelahan karena terus bekerja di tengah sistem produksi tanpa henti.

Mesin-mesin industri pun mengalami keausan lebih cepat karena tidak pernah mendapatkan jeda. Absensi meningkat, dan efisiensi yang diharapkan justru menurun.

Kebijakan yang awalnya digadang-gadang sebagai langkah revolusioner menuju masa depan, perlahan berubah menjadi simbol kegagalan dalam memahami dinamika sosial manusia.

Di sisi lain, ketegangan juga muncul antara kaum pekerja kota dan masyarakat desa. Sistem kalender baru hanya diterapkan di sektor industri.

Tonton Juga :  Jurnalis Wanita di Balik Penyamaran: Kisah Dorothy Lawrence di Medan Perang

Sementara itu, para petani dan penduduk pedesaan tetap menggunakan kalender Gregorian tujuh hari. Hal ini semakin memperlebar kesenjangan sosial.

Ketidakseimbangan antara program industrialisasi negara dan realitas kehidupan rakyat semakin jelas terlihat.

Meskipun propaganda terus menggaungkan keunggulan nepreryvka, kenyataannya pemerintah tetap mempertahankan pengakuan terhadap kalender tujuh hari dalam aspek kehidupan non-kerja.

Satu-satunya perbedaan mencolok adalah hilangnya status hari Minggu sebagai hari libur bersama secara nasional.

Hari libur bersama hanya terjadi lima kali dalam setahun. Yakni pada hari kematian Lenin, dua hari peringatan Hari Buruh Internasional pada bulan Mei, dan dua hari peringatan Revolusi Oktober.

Perayaan lainnya dianggap tidak relevan. Apalagi jika tidak dapat dirayakan bersama orang-orang terkasih.

Akhirnya, pada tahun 1931, Stalin menyadari bahwa kebijakan ini tidak berjalan seperti yang diharapkan. Ia menyebutnya sebagai keputusan yang tergesa-gesa.

Stalin mengakui bahwa sistem tersebut telah melemahkan tanggung jawab individu serta merusak kehidupan sosial masyarakat.

Sebagai langkah korektif, pemerintah kemudian mengubah sistem kerja menjadi enam hari seminggu. Setiap orang bekerja selama lima hari dan beristirahat bersama pada hari keenam.

Kalender pun dirombak. Hari-hari kerja diberi nomor alih-alih nama. Hari libur ditetapkan secara kolektif.

Baru pada tahun 1940, Uni Soviet mengembalikan sistem minggu kerja tujuh hari yang dikenal luas di dunia.

Keputusan ini diambil seiring meningkatnya ketegangan global menjelang Perang Dunia II.

Langkah ini bukan hanya mengakhiri salah satu eksperimen sosial paling ambisius dalam sejarah modern. Ia juga menjadi pelajaran berharga bahwa produktivitas tidak bisa dipisahkan dari kesejahteraan sosial dan ikatan kemanusiaan. (LSA)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: