NEW JERSEY | Priangan.com – Langit senja di Lakehurst, New Jersey, mendadak berubah menjadi merah menyala ketika kapal udara raksasa Jerman, LZ 129 Hindenburg, terbakar hebat sesaat sebelum mendarat. Peristiwa yang mengguncang dunia penerbangan itu terjadi dalam hitungan detik, mengubah pesawat yang menjadi simbol kemajuan teknologi Jerman tersebut menjadi kepulan api di udara.
Kapal udara yang tengah menyelesaikan penerbangan dari Frankfurt itu mengangkut 97 orang, terdiri dari awak dan penumpang. Sejumlah petugas di darat sudah bersiap melakukan penyambutan ketika tiba-tiba terdengar ledakan keras dari bagian belakang pesawat. Api langsung menjalar cepat dan menyebabkan struktur kapal runtuh, menewaskan 36 orang termasuk satu petugas darat, sementara banyak lainnya menderita luka bakar dan cedera berat.
Hasil penyelidikan otoritas Amerika Serikat dan Jerman menunjukkan bahwa sumber kebakaran kemungkinan berasal dari percikan listrik statis atau pelepasan muatan atmosfer yang menyulut gas hidrogen di dalam kapal. Gas tersebut digunakan sebagai pengangkat karena Jerman saat itu tidak memiliki akses terhadap helium akibat embargo dari Amerika Serikat. Hidrogen yang mudah terbakar menjadi penyebab utama besarnya ledakan dan kobaran api yang terjadi.
Sebelum tragedi itu, Hindenburg dikenal sebagai lambang kemajuan teknik dan kebanggaan nasional Jerman. Dengan panjang lebih dari dua ratus meter dan fasilitas mewah di dalamnya, kapal udara ini sempat dianggap sebagai masa depan transportasi udara jarak jauh. Keberhasilannya dalam penerbangan lintas Atlantik menjadikannya simbol keunggulan teknologi Eropa di bawah pemerintahan Nazi Jerman. Semua kebanggaan itu lenyap seketika ketika kapal tersebut jatuh terbakar di langit Amerika.
Faktor cuaca juga diperkirakan memperburuk situasi. Udara lembap dan awan tebal di sekitar area pendaratan menciptakan potensi listrik statis. Saat tali tambat kapal menyentuh tanah, percikan api diduga muncul dan menyulut hidrogen yang tersimpan dalam tangki besar di dalam struktur Hindenburg. Dalam sekejap, kobaran api menjalar ke seluruh bagian kapal hingga menutup peluang banyak penumpang untuk menyelamatkan diri.
Liputan radio yang dilakukan Herbert Morrison menjadi salah satu dokumentasi paling berkesan dari peristiwa ini. Dengan suara bergetar ia berseru, “Oh, the humanity!” ketika menyaksikan api melahap kapal udara yang jatuh di depan matanya.
Tragedi itu kemudian menandai berakhirnya era kapal udara komersial. Kepercayaan masyarakat terhadap zeppelin runtuh, dan industri penerbangan beralih pada pesawat bermesin tetap yang lebih cepat dan lebih aman. Hindenburg bukan hanya terbakar secara fisik, tetapi juga memadamkan ambisi manusia terhadap penerbangan berbasis gas ringan. (wrd)

















