Daily News

Mengenal Ferry Sonneville, Atlet Bulutangkis Asal Indonesia yang Melegenda

Ferry A. Sonneville. | Istimewa

JAKARTA | Priangan.com – Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang sangat populer di tanah air. Sejak dulu, cabor yang satu ini selalu punya penggemar yang tak sedikit. Dalam perjalanannya, olahraga bulutangkis di Indonesia sudah banyak melahirkan atlet-atlet berprestasi. Salah satunya adalah Ferry Sonneville. Pria kelahiran Jakarta, 3 Januari 1931, ini telah menjelma jadi atlet bulutangkis legendaris, bahkan jauh sebelum nama Susi Susanti, Taufik Hidayat, Lim Swie King, dan Rudy Hartono.

Ferry Sonneville dikenal sebagai pionir yang tidak hanya membawa harum nama Indonesia di pentas dunia, ia juga merupakan tokoh pembangun fondasi yang kokoh bagi perkembangan bulutangkis nasional.

Sejak kecil, Ferry sudah menunjukkan ketertarikannya pada olahraga ini. Meski masa kecilnya penuh tantangan, terutama di era pendudukan Jepang, semangatnya untuk terus berlatih nyatanya tak pernah surut. Kala itu, ia memulai kariernya bersama organisasi Satu Untuk Semua, tempat dimana Ferry mengasah kemampuan Bulutangkis dan menempa mentalnya.

Di kancah internasional, sosok Ferry mulai dikenal ketika ia menorehkan berbagai prestasi gemilang. Ia meraih sederet gelar juara di turnamen-turnamen bergengsi seperti Belanda Open, Prancis Open, dan Kanada Open.

Salah satu pencapaian terbesarnya adalah menjadi bagian dari tim yang membawa pulang Piala Thomas pertama untuk Indonesia pada tahun 1958 lalu. Prestasi ini, tentu saja tak bisa dimaknai sebatas kemenangan, melainkan sebagai ajang untuk berbangga diri karena Indonesia berhasil menunjukkan prestasinya di kancah internasional.

Setelah pensiun sebagai atlet, Ferry tidak berhenti memberikan kontribusi. Pada saat itu ia menjabat sebagai Ketua Umum PBSI dan memimpin Indonesia dalam berbagai kompetisi internasional. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia berhasil kembali memenangkan Piala Thomas pada tahun 1984. Tak berhenti sampai di sana, Ferry juga berhasil menjadi Presiden Federasi Bulu Tangkis Internasional yang semakin menunjukkan kekuatan Indonesia di kancah dunia.

Tonton Juga :  Filipina Perkuat Aliansi Akses Pasukan di Laut Cina Selatan

Di luar bulutangkis, Ferry juga tercatat aktif di berbagai organisasi olahraga nasional. Ia merupakan salah satu pendiri Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan pernah memimpin delegasi Indonesia di Olimpiade 1972 di Munich. Semua dedikasinya ini tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Maka tak ayal kalau Ferry dinobatkan sebagai atlet Bulutangkis paling fenomenal sepanjang masa.

Ferry Sonneville tercatat meninggal dunia pada 20 November 2003 di usianya yang ke-72 tahun. Kala itu, penyakit leukemia dan kanker usus menjadi penyebabnya. Meski telah tiada, hingga kini namanya tetap hidup. Ia dikenang dan senantiasa menjadi inspirasi bagi para atlet bulutangkis lainnya. (ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: