Historia

Mengenal Diplomasi Panda, Cara Unik China Jaga Hubungan Internasional Mereka

Diplomasi panda pertama kali dilakukan China saat DInati Tang berkuasa | CNN INDONESIA

TIONGKOK | Priangan.com – Sebagian besar orang pasti menyukai hewan yang satu ini. Ya, ini adalah panda. Hewan khas China ini memiliki daya tarik unik dengan tubuh gemuk berwarna hitam putih yang membuatnya terlihat menggemaskan.

Selain itu, panda juga memiliki sifat pemalu dan dikenal tenang, berbeda dengan beruang yang seringkali diasosiasikan dengan perilaku agresif. Sifat tenang dan ramah panda itu muncul karena ia adalah hewan herbivora, alias pemakan tumbuh-tumbuhan. Jauh di China sana, hewan ini biasa memakan batang bambu.

Siapa sangka, reputasi panda sebagai simbol kelembutan dan banyak disukai orang itu membuat China menjadikannya sebagai alat diplomasi internasional yang cukup strategis. Konon, diplomasi itu dikenal sebagai diplomasi panda dan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Tepatnya saat Dinasti Tang berkuasa, diplomasi ini pertama kali dilakukan. Pada saat itu, Kaisar Wu Zetian menghadiahkan sepasang panda kepada Kaisar Tenmu dari Jepang sebagai simbol persahabatan.

Tradisi ini berlanjut setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, di mana panda raksasa digunakan sebagai hadiah diplomatik hingga tahun 1982. Namun, karena kekhawatiran atas populasi panda liar yang terus menurun, praktik ini dihentikan. Sebagai gantinya, panda hanya sebatas disewaka ke negara-negara lain yang punya hubungan baik dengan China.

Melalui diplomasi panda, pemerintah China berhasil membangun hubungan yang lebih erat dengan banyak negara. Misalnya, penyewaan panda ke Skotlandia, kala itu diiringi dengan kesepakatan dagang bernilai miliaran poundsterling. Sementara itu, Australia dan Kanada bersedia menjual uranium kepada China setelah menerima panda dari China.

Kendati demikian, penggunaan panda sebagai alat diplomasi bukan tanpa kontroversi. Beberapa pihak, khususnya para pecinta binatang ini menilai kalau hal itu akan membuka peluang kekerasan terhadap panda.

Tonton Juga :  Haji Agus Salim; Diplomatik Ulung dengan Julukan “The Grand Old Man”  

Meski begitu, tak sedikit pula pihak yang mendukung upaya diplomasi ini. Karena, selain sebagai alat untuk menciptakan hubungan yang baik dengan berbagai negara, diplomasi panda juga bisa membuka peluang konservasi sehingga keberadaan panda di dunia ini bisa senantiasa terjaga. (ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: