Historia

Menerobos Alcatraz: Sejarah Pelarian Pertama dari Penjara Terketat di Dunia

Pulau Alcatraz. | Istimewa

JAKARTA | Priangan.com – Siapa tak kenal dengan penjara Alcatraz? Ya, penjara ini adalah penjara paling ketat dan terkenal sepanjang sejarah. Mitosnya, para tahanan yang sudah berada di dalam sini tak akan pernah bisa melarikan diri.

Itu karena lokasinya sangat terisolasi, berada di sebuah pulau di Teluk San Francisco yang dikenal punya perairan dingin dan arus laut yang kuat. Selain itu, sistem keamanan di penjara Alcatraz juga sangat canggih. Belum lagi para penjaganya dikenal sangat disiplin sehingga tempat ini mustahil untuk diterobos.

Namun, ada tiga orang tahanan yang berhasil memecahkan mitos itu. Mereka adalah Frank Morris dan dua bersaudara, John serta Clarence Anglin. Kisah mereka jadi legenda lantaran berhasil melarikan diri dari tempat yang dijuluki “The Rock” itu.

Frank Morris adalah seorang kriminal yang cerdik. Ia punya pengalaman melarikan diri dari berbagai penjara. Tercatat, kala itu Frank tiba di Alcatraz pada tahun 1960. Di dalam penjara, ia bertemu dengan John dan Clarence Anglin. Dari pertemuan itu, mereka sepakat dan punya keinginan yang sama: melarikan diri dan bebas. Dengan penuh ketelitian, mereka menyusun strategi hingga berbulan-bulan.

Setelah itu, mereka akhirnya menemukan celah di balik ventilasi udara di bawah wastafel masing-masing sel. Menggunakan alat sederhana, seperti sendok, mereka menggali lubang di dinding yang akhirnya cukup besar untuk dilewati. Guna menutupi aktivitas ini, mereka membuat tiruan tembok dari karton dan cat agar tak terlihat oleh penjaga. Selain itu, mereka juga membuat kepala boneka dari bubur kertas yang dicat menyerupai wajah mereka untuk mengelabui petugas saat pemeriksaan malam.

Setelah berhasil membuat jalur keluar ke lorong pemipaan di belakang sel mereka, mereka merayap menuju atap penjara. Dari sana, mereka menuruni dinding luar menggunakan pipa, lalu melintasi pagar menuju tepi laut. Sebagai alat bantu untuk menyeberang, mereka merancang rakit dan pelampung dari jas hujan yang mereka kumpulkan selama berbulan-bulan. Pada malam 11 Juni 1962, mereka meluncurkan rakit itu ke perairan dingin Teluk San Francisco dan pergi meninggalkan tempat tersebut.

Tonton Juga :  Menghadapi Kapitalisme, Karl Marx dan Manifesto yang Mengubah Dunia

Pagi harinya, petugas penjara baru menyadari adanya pelarian setelah menemukan kepala boneka di tiga ruangan sel. Pencarian besar-besaran pun dilakukan. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka. Beberapa teori menyebutkan bahwa mereka tenggelam di laut, sementara ada juga yang percaya bahwa mereka berhasil mencapai daratan dan hidup dalam pelarian. (Ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: