PARIS | Priangan.com – Di bawah gemerlapnya Paris, tersembunyi sebuah dunia misterius yang tidak banyak orang ketahui yaitu Katakombe Paris. Terowongan bawah tanah ini, yang menarik ribuan pengunjung setiap tahun, menyimpan cerita kelam dari masa lalu kota ini.
Berasal dari kebutuhan mendesak untuk menangani masalah pemakaman dan kesehatan masyarakat pada abad ke-18, Katakombe Paris bukan hanya sekadar labirin tulang belulang. Tetapi, mereka adalah saksi bisu dari krisis urban, revolusi, dan perubahan sosial yang mengubah wajah kota ini selamanya.
Meskipun terowongan ini dinamai dari Katakombe Roma yang dibangun oleh orang Kristen dan Yahudi pada abad pertama, Katakombe Paris didirikan pada abad ke-18 sebagai solusi terhadap dua masalah besar: kekurangan ruang pemakaman dan bahaya kesehatan dari lubang pembuangan.
Pada akhir abad ke-18, Paris mengalami pertumbuhan pesat yang mengakibatkan banyak bangunan didirikan di atas tambang batu kapur Lutetian, atau “Batu Paris,” yang telah digunakan sejak zaman Romawi. Kerapatan bangunan ini menyebabkan kondisi tambang menjadi tidak stabil.
Pada tahun 1774, sebuah lubang pembuangan besar di Rue de l’Enfer menelan rumah-rumah dan orang-orang, menimbulkan kepanikan yang memaksa Raja Louis XVI untuk membentuk Inspection Générale des Carrières pada tahun 1777. Di bawah pimpinan Kepala Inspektur Charles-Axel Guillaumot, tambang-tambang diperiksa dan diperbaiki untuk mencegah bencana lebih lanjut.
Namun, masalah pemakaman juga semakin mendesak. Pada abad ke-18, banyak warga Paris dimakamkan di kuburan umum di halaman gereja paroki mereka. Kuburan seringkali dibiarkan penuh hingga mayat-mayatnya membusuk sebelum dipindahkan ke rumah mayat.
Salah satu pemakaman terbesar adalah Holy Innocents’ Cemetery, yang pada pertengahan abad ke-18 menampung lebih dari satu dari sepuluh orang yang meninggal di kota itu setiap tahunnya.
Dengan pertumbuhan kota yang terus berkembang, kepadatan penduduk di sekitar pemakaman ini menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Bau busuk dari mayat yang membusuk mencampur dengan limbah pasar, menyebabkan wabah penyakit.
Kekacauan kesehatan masyarakat ini dipicu oleh teori “miasma,” yaitu udara terkontaminasi yang dianggap menyebarkan penyakit. Meskipun teori kuman belum ada, efek buruk dari pemakaman yang terletak dekat dengan daerah pemukiman dan pasar sudah jelas. Pada tahun 1765, Parlemen Paris melarang pemakaman di dalam kota, memaksa pemakaman dilakukan di luar batas kota.
Namun, krisis baru terjadi pada tahun 1780 ketika gas dari mayat yang membusuk di Holy Innocents’ Cemetery mulai memasuki ruang bawah tanah dan rumah-rumah di sekitarnya. Sebagai akibatnya, pemakaman ini dinyatakan sebagai ancaman bagi kesehatan publik dan ditutup.
Pada bulan Desember 1785, jenazah-jenazah dipindahkan ke Katakombe Paris, sebuah solusi praktis dengan memanfaatkan tambang bawah tanah yang luas.
Katakombe Paris secara resmi ditahbiskan pada 7 April 1786, dan seiring dengan pecahnya Revolusi Prancis pada tahun 1789, katakombe mulai digunakan untuk menguburkan mayat-mayat yang meninggal selama Pemerintahan Teror.
Terowongan yang luas ini akhirnya menjadi “Kekaisaran Orang Mati,” dengan lebih dari enam juta mayat dipindahkan dan disusun menjadi lengkungan, dinding, dan terowongan.
Sejak Napoleon Bonaparte membuka katakombe untuk umum pada tahun 1809, tempat ini telah menjadi objek wisata utama. Bagi sebagian orang, ini adalah tempat untuk mengenang kekerasan Revolusi, sementara yang lain mencari sensasi dan hiburan dari tur di bawah tanah.
Katakombe juga mencerminkan obsesi Prancis terhadap horror Gotik dan kengerian, dengan tulang-tulang yang membentuk struktur artistik yang menarik minat pengunjung.
Sebagian besar terowongan Katakombe Paris tetap tidak terjamah, dengan sisa-sisa digunakan untuk berbagai tujuan dari budidaya jamur hingga penyimpanan bir.
Katakombe Paris, dengan sejarahnya yang kelam dan fungsi-fungsi barunya, tetap menjadi simbol kekuatan perubahan dan daya tarik abadi dari misteri serta keunikan kota Paris. Sebagai ruang liminal yang terpisah dari hiruk pikuk kota di atasnya, katakombe menawarkan kesempatan untuk “kembali ke masa lalu” dan menjelajahi kedalaman sejarah Paris yang tersembunyi. (mth)