Melihat Pasukan Tanah Liat di Makam Qin Shi Huang

TIONGKOK | Priangan.com – Penemuan pasukan tanah liat di Xi’an, Provinsi Shaanxi, pada 29 Maret 1974 membuka kembali salah satu bab penting dalam sejarah Tiongkok kuno. Fragmen patung yang pertama kali terlihat saat beberapa petani menggali sumur itu kemudian mengantarkan arkeolog pada sebuah kompleks besar yang ternyata bagian dari makam Qin Shi Huang, kaisar pertama yang mempersatukan Tiongkok pada 221 SM.

Temuan ini tentu saja mengungkap bagaimana kaisar memerintahkan pembangunan kompleks pemakaman sejak ia naik takhta sekitar 246 SM yang melibatkan ribuan pekerja untuk menciptakan susunan pasukan penjaga yang ditempatkan di sekitar makamnya.

Figur-figur itu berada dalam tiga pit besar di sisi timur gundukan makam. Jumlahnya mencapai ribuan, terdiri atas prajurit, kusir, kuda, dan kereta perang yang disusun menyerupai formasi militer masa Dinasti Qin. Setiap patung dikerjakan dengan teknik modular, bagian tubuh dibentuk secara terpisah, lalu dirakit dan diberi detail wajah yang berbeda satu sama lain. Proses produksi dilakukan dalam skala besar dan mencerminkan organisasi kerja yang terstruktur di bawah pemerintahan Qin.

Patung-patung itu semula dilapisi warna, sementara beberapa senjata yang ditemukan masih menunjukkan kualitas metalurgi yang tinggi pada masanya.

Sejarawan Tiongkok kuno, Sima Qian, menulis dalam catatannya, pembangunan makam Qin Shi Huang dijalankan dalam jangka panjang dan dikerjakan oleh para pengrajin dari berbagai daerah. Catatan itu menambah gambaran mengenai bagaimana kaisar melihat kekuasaan dan kematian.

Fungsi utama pasukan tanah liat ini diyakini sebagai penjaga kaisar di alam baka. Susunan prajurit yang lengkap dengan komandan, pemanah, infanteri, hingga kereta perang menggambarkan struktur militer Qin pada puncak kejayaannya. Posisi mereka yang berada di sisi timur makam diperkirakan mewakili arah datangnya ancaman pada saat itu. Dengan susunan demikian, pasukan tanah liat ini tidak hanya menjadi simbol perlindungan, tetapi juga cerminan bagaimana Qin Shi Huang ingin mempertahankan kekuasaannya setelah kematian.

Lihat Juga :  Dewi Dja, Sang Seniman yang Mengangkat Suara Indonesia di Panggung Dunia

Hingga kini, penelitian terhadap kompleks pemakaman ini masih berlangsung. Analisis bahan, konservasi cat, dan penataan kembali fragmen patung memberi gambaran lebih luas mengenai teknik produksi dan organisasi kerja pada masa Qin. Kompleks Mausoleum Qin Shi Huang kemudian ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO dan dipandang sebagai salah satu temuan arkeologi paling penting pada abad ke-20. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos