Melihat ​Bagaimana Black Death Melumpuhkan Eropa di Pertengahan Abad ke-14

JAKARTA | Priangan.com – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 lalu bukan menjadi satu-satunya krisis kesehatan global yang meninggalakan dampak besar dalam catatan sejarha. Jauh sebelum itu, tepatnya pada pertengahan abad ke-14, negara-negara di Eropa pernah menghadapi wabah Black Death yang menewaskan jutaan orang dan mengubah banyak aspek kehidupan masyarakat kala itu.

Peristiwa wabah ini bermula dari penyebaran pes yang dipicu oleh bakteri Yersinia Pestis melalui pinjal pada tikus yang terbawa kapal-kapal dagang dari Asia ke wilayah Laut Tengah. Kehadiran wabah ini mulai tercarat ketika kapal dagang dari kawasan Laut Hitam tiba di pelabuhan-pelabuhan Italia pada 1347.

Dalam beberapa bulan, penyebaran penyakit berlangsung cepat di Kota Firenze, Paris, London, dan sejumlah pusat perdagangan lainnya. Catatan para sejarawan menunjukkan bahwa gejala penyakit muncul dalam bentuk pembengkakan kelenjar getah bening, demam tinggi, dan pendarahan yang kerap berujung pada kematian hanya dalam hitungan hari. Kondisi tersebut membuat rumah sakit kewalahan menangani pasien, sementara lokasi pemakaman tidak mampu menampung jumlah korban.

Eropa mengalami masa sulit selama penyebaran wabah yang mencapai puncaknya pada 1348 hingga 1349. Penduduk dari berbagai lapisan sosial terdampak tanpa kecuali, mulai dari buruh tani hingga kalangan bangsawan. Berkurangnya jumlah te aga kerja membuat kegiatan oertanian dan perdagangan terganggu, sehingga memengaruhi kestabilan ekonomi di banyak wilayah.

Perubahan mulai terlihat pada awal 1350-an, ketika tingkat penyebaran penyakit menurun. Sejumlah kota pesisir menertapkan aturan karantina terhadap kapal yang datang, termasuk Venezia yang memperkenalkan masa tunggu 40 hari bagi awak kapal sebelum diizinkan masuk ke daratan. Langkah tersebut menjadi salah satu cara yang cukup membantu memperlambat penularan. Meski kasus baru pada waktu itu masih muncul dalam beberapa tahun berikutnya, intensitasnya tidak lagi semasif kasus sebelumnya.

Lihat Juga :  Bukan Cuma Bola Lampu, Thomas Alva Edison Juga Pernah Ciptakan Alat Komunikasi Supranatural

Konon, wabaj Black Death meninggalkan jejak panjang terhadap perkembangan sosial dan ekonomi Eropa. Berkurangnya populasi membuka ruang tawar baru bagi para pekerja yang kemudian berdampak pada perubahan hubungan kerja antara pemilik lahan dan buruh. Transformasi tersebut berlangsung dalam jangka panjang dan turu memengaruhi arah perkembangan masyarakat Eropa pada masa sesudahnya. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos