Megawati di Beijing: Dasa Sila Bandung Belum Tuntas Selama Palestina Belum Merdeka

BEIJING | Priangan.com – Seruan moral yang kuat kembali disampaikan Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, dalam forum internasional bergengsi bertajuk Global Civilization Dialogue yang digelar di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, Kamis (10/7/2025).

Dalam pidato pembukanya di hadapan sekitar 600 perwakilan dari 144 negara, Megawati menyatakan bahwa semangat Dasa Sila Bandung—dokumen hasil Konferensi Asia-Afrika 1955—belum sepenuhnya terlaksana selama Palestina belum memperoleh kemerdekaan dan hak hidup yang layak sebagai bangsa.

“Saya harus jujur mengatakan bahwa semangat Dasa Sila Bandung belum sepenuhnya selesai. Salah satu buktinya adalah penderitaan panjang yang masih dialami rakyat Palestina,” ujar Megawati seperti dikutip dari video yang dibagikan akun Instagram Ganjar Pranowo.

Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, nilai-nilai solidaritas kemanusiaan belum sepenuhnya dihidupi. Megawati mengkritik kurangnya empati kolektif dunia atas ketidakadilan yang terus berlangsung di Palestina.

Menurut Ketua Umum PDI Perjuangan itu, dunia kini sangat cepat bergerak dalam ilmu pengetahuan, namun hati nurani global justru kerap tertinggal. “Ilmu berkembang pesat, tetapi penderitaan Palestina masih diabaikan. Hati nurani kolektif dunia belum sepenuhnya sadar,” tambahnya.

Megawati juga menyampaikan dukungannya terhadap Global Civilization Initiative yang diusung Presiden China Xi Jinping pada Maret 2023. Ia menilai gagasan tersebut sebagai upaya penting membangun dunia yang lebih adil, harmonis, dan menghormati keragaman budaya.

Namun, ia mengusulkan agar dialog global ini tidak berhenti di tataran wacana, melainkan melahirkan sebuah deklarasi konkret yang ia sebut Piagam Masa Depan Bersama. Menurutnya, piagam ini perlu menjadi komitmen kolektif bangsa-bangsa untuk membangun tatanan dunia yang setara dan saling menghargai.

“Piagam itu harus menolak dominasi, menentang segala bentuk eksploitasi, dan menegaskan tanggung jawab kolektif kita terhadap perdamaian dunia dan kelestarian bumi,” tegasnya.

Lihat Juga :  Ini Pesan Kang Emil di Ulang Tahun Kota Tasik ke-21 Tahun

Megawati meyakini bahwa nilai-nilai etika universal seperti penghormatan terhadap keberagaman, martabat manusia, dan keseimbangan antara pembangunan material dan spiritual, akan menjadi landasan kuat untuk meredakan konflik global. Ia menyebut rivalitas kekuatan besar dan pertarungan kepentingan ekonomi sebagai ancaman serius bagi masa depan peradaban umat manusia.

Lihat Juga :  Donald Trump Tarik Kebijakan Tarif Terhadap Kanada

“Dunia sedang berada di masa pancaroba. Tapi saya percaya sejarah bisa berubah—asal kita berdiri di atas nilai keadilan dan keberanian untuk berkata benar,” kata Megawati mengakhiri pidatonya.

Dalam kesempatan itu, Megawati hadir bersama sejumlah tokoh nasional, termasuk Ahmad Basarah dan Olly Dondokambey (pimpinan PDI Perjuangan), Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun, pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie, serta Dewan Pakar BPIP Darmansjah Djumala.

Selain Megawati, turut menjadi pembicara dalam forum tersebut mantan Presiden Namibia Nangolo Mbumba, mantan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama, dan mantan Perdana Menteri Belgia Yves Leterme. Forum ini juga dihadiri jajaran penting Partai Komunis China (PKC), termasuk anggota Politbiro Cai Qi, Yin Li, dan Li Shulei. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos