Masjid Mangkrak, Siswa dan Alumni SMKN 1 Tasikmalaya Pertanyakan Infak Puluhan Juta

TASIKMALAYA | Priangan.com – Sejumlah pengakuan siswa dan alumni SMK Negeri 1 Tasikmalaya, Jawa Barat, mengungkap praktik pungutan yang dinilai memberatkan, bahkan sebagian menyebutnya sebagai pungutan liar berkedok infak pembangunan masjid sekolah.

Isu ini pertama kali ramai di kanal media sosial, ketika beberapa akun membagikan pengalaman pribadi yang dianggap sebagai “borok” sekolah yang berdiri sejak 1 Agustus 1957 itu. Salah satu yang bersuara adalah Damar (nama samaran), siswa aktif di SMKN 1 Tasikmalaya.

Menurutnya, setiap siswa baru diminta membayar infak sebesar Rp1 juta untuk pembangunan masjid sekolah, baik secara kontan maupun dicicil. “Waktu saya masuk, langsung diminta Rp1 juta untuk infak masjid. Katanya buat bangun masjid, tapi sampai sekarang masjidnya belum jadi,” kata Damar, Jumat (8/8/2025).

Ia mengaku pungutan itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Bahkan, alumni pun kerap dimintai sumbangan dengan alasan yang sama. “Alumni juga suka diminta, bilangnya buat masjid. Tapi ya masjidnya belum kelar-kelar,” ujarnya.

Selain infak wajib, Damar menyebut pihak sekolah juga menarik biaya parkir motor Rp2.000 per hari dengan dalih serupa. “Bayar parkir katanya juga buat masjid,” imbuhnya.

Pengakuan serupa datang dari Wulan (nama samaran), alumnus yang masuk SMKN 1 Tasikmalaya pada 2019. Ia bercerita bahwa saat itu siswa baru diwajibkan membayar uang bangunan sebesar Rp3,5 juta serta iuran bulanan sekitar Rp100 ribu untuk Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).

“Padahal tahun 2020 kan pemerintah provinsi sudah menggratiskan biaya untuk SMA dan SMK negeri, tapi kartu ujian saya pernah ditahan gara-gara masih ada tunggakan uang bangunan. Banyak teman saya yang ngalamin hal sama,” tutur Wulan.

Wulan juga menyoroti adanya “kelas prestasi” yang hanya bisa diikuti siswa yang membayar Rp3 juta. Menurutnya, fasilitas yang dijanjikan berbeda dari kelas reguler, namun kenyataannya tidak ada perubahan berarti. “Kata sekolah, kalau bayar Rp3 juta bisa masuk kelas prestasi dengan fasilitas lebih bagus. Nyatanya, cuma cat kelasnya yang diganti,” ucapnya.

Lihat Juga :  Diterjang Angin Kencang, Satu Unit Rumah di Kecamatan Leuwisari Rusak

Priangan.com mencoba meminta klarifikasi ke pihak sekolah, namun upaya itu menemui jalan buntu. Setelah menunggu hampir tiga jam di ruang tamu, petugas penerima tamu menyampaikan bahwa pihak sekolah tidak bersedia memberikan wawancara. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos