JAKARTA | Priangan.com – Ini adalah Marie Thomas. Ia merupakan dokter wanita pertama di Hindia Belanda. Lahir di Minahasa, Sulawesi Utara, pada 1896, Marie sejak muda sudah punya minat terhadap bidang kedokteran.
Keberhasilan Marie sebagai seorang dokter wanita pertama di Hindia Belanda tidaklah mudah. Pasalnya, kala itu profesi ini cukup mustahil untuk dilakoni seorang perempuan.
Upaya Marie untuk meraih cita-cita sebagai seorang dokter dimulai saat ia lulus sekolah dasar. Kala itu, Marie hendak melanjutkan sekolah ke sekolah kedokteran STOVIA. Namun, rencananya itu harus dilalui dengan banyak tantangan. Itu karena tak sembarang orang bisa belajar di sini. Jangankan perempuan, laki-laki saja tidak semua bisa dengan mudah masuk ke sana.
Namun, berkat kegigihannya dalam urusan belajar, Marie akhirnya berhasil masuk ke STOVIA. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas yang bisa mewujudkan cita-citanya itu, Marie pun semakin giat belajar.
Tercatat, saat lulus dari sana, Marie masuk sebagai salah satu peserta didik yang lulus dengan peringkat baik. Keberhasilannya ini pun akhirnya menjadi simbol penting bagi perjuangan perempuan dalam memperoleh akses pendidikan yang setara.
Setelah lulus, Marie kemudian memulai karirnya sebagai dokter di Hindia Belanda. Ia bekerja di beberapa rumah sakit ternama, termasuk di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ), yang kini dikenal sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Selain itu, Marie juga membuka praktik medis secara mandiri.
Sebagai seorang wanita yang sangat peduli terhadap kesehatan perempuan dan anak-anak, Marie Thomas kemudian tergerak untuk mendirikan sebuah sekolah kebidanan di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Sekolah ini bertujuan untuk melatih perempuan menjadi bidan yang terampil yang dapat memberikan bantuan medis saat persalinan serta perawatan untuk ibu dan anak. Inisiatifnya ini tentu sangat penting, apalagi mengingat pada masa itu banyak wilayah yang belum memiliki akses yang memadai terhadap layanan kesehatan.
Selain kiprahnya dalam dunia medis, Marie juga tercatat aktif dalam berbagai organisasi sosial dan perempuan. Ia menjadi pelopor dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang kesehatan, dan berperan penting dalam mengubah pandangan masyarakat tentang peran perempuan dalam dunia medis. (Wrd)