Daily News

Maraknya Jukir Liar, Retribusi Parkir di Kota Tasikmalaya Turun Drastis

Para juru parkir (Jukir) di Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya. Foto: Yana Taryana / Priangan.com

TASIKMALAYA | Priangan.com – Pendapatan dari retribusi parkir di Kota Tasikmalaya mengalami penurunan signifikan pada Maret 2025. Salah satu faktor penyebabnya diduga karena banyaknya juru parkir liar yang mengambil alih lokasi-lokasi strategis.

Kepala UPTD Pengelola Parkir, Uen Haeruman, mengungkapkan bahwa keberadaan juru parkir tidak resmi kerap membuat juru parkir resmi tersisih dari lokasi tugasnya.

“Banyak warga tiba-tiba menjadi jukir di titik-titik ramai. Untuk menghindari bentrokan, jukir resmi sering memilih mengalah,” ujarnya pada Senin (28/4/2025).

Kondisi ini berdampak nyata pada penerimaan retribusi parkir. Sepanjang Maret 2025, retribusi yang berhasil dikumpulkan hanya sebesar Rp110,7 juta, turun dibandingkan bulan Januari yang mencapai Rp123 juta dan Februari sebesar Rp135 juta.

Tak hanya mempengaruhi pendapatan daerah, kehadiran jukir liar juga dikeluhkan oleh warga. Banyak pengendara merasa dirugikan akibat tarif parkir yang tidak transparan.

“Saya pernah parkir, kasih Rp5 ribu, tapi kembalian cuma Rp2 ribu. Padahal biasanya biaya parkir mobil cuma Rp2 ribu,” keluh Irawan, warga Kawalu, Kota Tasikmalaya.

Warga berharap pemerintah bertindak tegas terhadap jukir liar demi menjaga ketertiban dan mencegah kerugian, baik bagi masyarakat maupun pendapatan daerah.

“Kalau dibiarkan terus, warga makin dirugikan. Harus ada tindakan nyata,” tambah Irawan.

Keluhan serupa disampaikan oleh Raisa seorang ibu rumah tangga yang kerap berbelanja di kawasan Pasar Pancasila. Ia mengaku kerap merasa waswas saat parkir.

“Sering ada yang tiba-tiba minta uang parkir, padahal enggak ada karcis. Kadang suka minta lebih dari tarif biasa. Kita jadi takut ribut, jadi ya sudah dibayar saja,” tuturnya.

Sementara itu, Rian, seorang karyawan swasta, berharap pemerintah segera bertindak tegas. Menurutnya, ketidakjelasan pengelolaan parkir ini membuat warga enggan memanfaatkan fasilitas umum.

Tonton Juga :  Krisis Armada Pengangkut, DLH Kota Tasikmalaya Kerja Ekstra Angkut Sampah

“Kalau terus begini, pendapatan pemerintah bisa terus turun, masyarakat juga rugi. Harusnya ada penertiban jukir-jukir ilegal itu,” katanya.

Warga pun berharap, Pemkot Tasikmalaya tidak hanya melakukan razia sesekali, melainkan menerapkan sistem pengelolaan parkir yang lebih tegas dan transparan, agar manfaatnya bisa dirasakan semua pihak. (yna)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: