TASIKMALAYA | Priangan.com – Sketsa bakal calon wali Kota Tasikmalaya semakin tergambar jelas. Sedikitnya ada tujuh nama yang mengaku siap maju dalam pilkada 2024, yaitu Dede Muharam, Viman Alfarizi Ramadan, Ivan Dicksan Hasanuddin, Azies Rismaya Mahpud, Yadi Mulyadi, Yanto Oce, dan Muhammad Yusuf.
Di antara semua bakal calon itu, nama terakhir merupakan sosok yang tidak asing di ingatan publik. Setelah karier politik Budi Budiman sebagai Wali Kota Tasikmalaya terhenti lantaran terjerat kasus suap, Yusuf yang kala itu menjabat wakil otomatis naik takhta. Budi masuk penjara, Yusuf jadi wali kota.
Setelah dilantik menjadi orang nomor satu di pemerintahan Kota Tasikmalaya pada 10 September 2021, Yusuf langsung pegang kemudi. Ia mengendalikan mesin birokrasi dan segala hal yang terkait kebutuhan masyarakat.
Kendati cuma punya sisa waktu setahun, Yusuf berhasil menuntaskan jabatannya itu dengan baik, bahkan menjadi investasi politik yang tidak dimiliki bakal calon lain, kecuali Ivan Dicksan yang saat ini menjabat sekretaris daerah Kota Tasikmalaya.
Dua sosok itu digadang-gadang bakal tarung dalam Pilkada Kota Tasikmalaya 2024. Bedanya, sementara ini Ivan belum punya partai politik yang akan mengantarkan pada ambisinya itu, sementara Yusuf sudah diusung Golkar dan Partai Amanat Nasional.
Seolah tak puas menjadi sekda, Ivan mempunyai hasrat untuk bisa duduk di kursi wali kota. Hal itu sudah diakuinya secara terang-terangan. Balihonya pun telah meruyak di banyak tempat.
Ditemui di kediamannya, Kamis (11/4), Yusuf menanggapi hal itu dengan santai. Ketua DPD Golkar Kota Tasikmalaya ini mengaku tidak keberatan kalau kelak Ivan harus jadi rival politiknya. Menurutnya, persaingan dalam politik merupakan hal yang biasa, dan baginya siapapun bukan lawan yang berat. “Kami tidak pernah merasa berat atau bersaing dengan siapapun,” tandasnya.
Bila kelak Ivan jadi maju dalam Pilkada Kota Tasikmalaya, perjalanan politiknya tidak jauh berbeda dengan Yusuf. Keduanya sama-sama mengawali perjalanan kariernya melalui jalur birokrasi. Bedanya, kini Ivan masih aktif sebagai aparatur sipil negara, sedangkan Yusuf sudah pensiun.
Saat maju sebagai calon wali kota mendampingi Budi Budiman pada Pilkada Kota Tasikmalaya 2017, Yusuf sudah purnatugas. Budi-Yusuf yang kala itu diusung PPP, Golkar, PKB, dan Nasdem mampu mengalahkan Dede Sudrajat-Asep Hidayat dan Dicky Candra-Denny Romdoni.
Namun, belum tuntas jalankan tugas, Budi harus masuk bui. Roda pemerintahan Kota Tasikmalaya pun diserahkan kepada Yusuf, ditemani Ivan Dicksan sebagai sekretaris daerah. Setahun berjalan, masa jabatan Yusuf habis dan diteruskan penjabat wali kota yang dikirim langsung dari Jakarta, juga ditemani Ivan selaku sekretaris daerah.
Kini, kendati masih aktif sebagai PNS, Ivan mulai menampakkan libido politiknya dan sedang mengincar kursi wali kota. Yusuf pun mengingatkan soal libido politik dan status Ivan Dicksan saat ini. (wrd)