Main Sambil Melestarikan Budaya, Anak Jabar Pecahkan Rekor MURI

BANDUNG | Priangan.com – Ribuan tawa dan semangat anak-anak menggema di kawasan Sport Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Minggu pagi. Lintasan olahraga yang biasanya digunakan untuk pertandingan atletik kini disulap menjadi arena permainan tradisional.

Inilah “Ulinpiade 2025”, sebuah olimpiade unik yang mempertandingkan ragam kaulinan barudak, khas Jawa Barat, dalam semarak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 tingkat Provinsi Jawa Barat.

Alih-alih digelar dengan konsep konvensional, peringatan HAN kali ini tampil beda. Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengemasnya sebagai festival budaya anak yang sarat dengan pesan pelestarian warisan leluhur.

Dari oray-orayan, kakapalan, sampai cingciripit dan lari balok, tak kurang dari sepuluh jenis kaulinan digelar sepanjang hari, dibagi berdasarkan kategori usia mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA. Tak ketinggalan kategori umum dan mahasiswa yang mempertandingkan permainan khas seperti perepet jengkol, sapitrong, dan simseu.

Suasana penuh warna ini pun semakin semarak dengan parade lomba tari tradisional, lomba fashion show berkebaya tiga generasi, hingga pertunjukan vokal grup lagu daerah. Bahkan, dakwah pun ikut tampil dalam balutan budaya melalui wayang golek yang digunakan para penceramah dari Kementerian Agama RI.

Siska Gerfianti, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat, menuturkan bahwa Ulinpiade bukan hanya hiburan. Lebih dari itu, ini adalah panggung karakter.

“Melalui kaulinan tradisional, anak-anak kita belajar nilai-nilai gotong royong, kejujuran, keberanian, juga kecintaan terhadap budaya sendiri. Tema besar HAN tahun ini adalah Anak Hebat, Indonesia Kuat menuju Indonesia Emas 2045, dan di Jawa Barat, kami memaknainya lewat semangat Bersama Membangun Budaya,” ungkapnya.

Siska menambahkan bahwa kegiatan ini sekaligus menyambut Hari Kebaya Nasional yang jatuh sehari setelah HAN. Maka, tak heran jika kebaya menjadi dress code resmi Ulinpiade, termasuk saat memecahkan rekor MURI untuk permainan tradisional terbanyak dengan busana kebaya. Piagam penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia pun diserahkan langsung pada puncak acara.

Lihat Juga :  Wakil Ketua DPRD Kota Tasik Pimpin Rapat Bamus; Bahas Perubahan dan Jadwal Kegiaan DPRD

“Ini bukan hanya seremoni. Ini adalah pesan bahwa budaya lokal bisa hadir dalam format kekinian dan menginspirasi. Anak-anak bisa bermain, belajar, dan tetap mencintai akar mereka,” lanjut Siska.

Lihat Juga :  Kasus Covid-19 Kembali Teridentifikasi di Garut, Dinkes Imbau Masyarakat Tidak Lengah

Kesuksesan Ulinpiade 2025 tak lepas dari gotong royong banyak pihak. Pemprov Jabar melibatkan berbagai organisasi dan komunitas, mulai dari APSAI Jabar, Bunda Milenial, Sekar Ayu Jiwanta, Lions Club, hingga hampir seluruh OPD yang bersentuhan langsung dengan urusan anak.

“Ini hajatan besar anak-anak Jawa Barat. Dari anak, oleh anak, untuk anak. Dan saya percaya, dari sinilah akan lahir generasi Gapura Panca Waluya: anak-anak yang cageur, bageur, bener, pinter, jeung singer,” pungkas Siska dengan semangat.

Di tengah gegap gempita Ulinpiade, satu hal menjadi jelas: permainan tradisional bukan hanya milik masa lalu. Di tangan anak-anak Jawa Barat, ia hidup, berkembang, dan kembali menjadi panggung utama di era modern. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos