TASIKMALAYA | Priangan.com – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya resmi menetapkan status tanggap darurat bencana longsor selama 14 hari di dua wilayah rawan: Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, dan Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, menyusul rentetan bencana tanah longsor yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan serius.
Penetapan status tersebut dilakukan setelah bencana longsor yang terjadi akhir Juni lalu menewaskan seorang anak berusia 10 tahun, Muhammad Nazril Ilham, di Kampung Mekarjaya, Cikubang, serta menyebabkan dua petani, Acu (66) dan Amin (54), tertimbun material longsor di Kampung Ciomas, Salawu.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Yayat Suryatna, mengatakan bahwa curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir telah memicu kondisi geologis labil di daerah perbukitan yang memang rawan longsor.
“Penetapan tanggap darurat ini tidak hanya didasarkan pada korban jiwa, tapi juga potensi longsor susulan. Dua warga masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan,” ujar Yayat, Selasa (1/7/2025).
Tim SAR yang dikerahkan merupakan gabungan dari berbagai unsur, termasuk BPBD, TNI, Polri, dan relawan. Proses evakuasi dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem dan kontur tanah yang rawan pergerakan.
Yayat juga menyebutkan bahwa selain korban jiwa, kerusakan fisik yang ditimbulkan cukup signifikan, mulai dari tembok penahan tebing (TPT) jebol, saluran irigasi rusak berat, lahan pertanian tertimbun, hingga ruas jalan provinsi yang menghubungkan Tasikmalaya dengan Garut sempat lumpuh total.
“Ini bukan hanya bencana lokal. Longsor ini telah memutus jalur strategis antar-kabupaten dan mengganggu aktivitas ekonomi warga,” tegasnya.
Berdasarkan informasi dari BMKG, potensi hujan dengan intensitas tinggi masih akan terus berlangsung dalam beberapa pekan ke depan. Karena itu, Yayat menegaskan pentingnya kesiapsiagaan semua pihak, mulai dari pemerintah kecamatan dan desa, hingga masyarakat di wilayah rawan bencana.
“Kami mengimbau warga agar tidak lengah. Longsor, banjir, pohon tumbang, dan pergerakan tanah bisa terjadi sewaktu-waktu. Pemerintah daerah sudah menyiapkan posko siaga dan logistik, tetapi partisipasi aktif masyarakat tetap yang paling utama,” imbuhnya.
Langkah preventif seperti pembersihan saluran air, pemangkasan pohon rawan tumbang, serta edukasi kebencanaan juga tengah dilakukan oleh BPBD bersama instansi terkait sebagai bagian dari mitigasi lanjutan.
Dengan status tanggap darurat yang diberlakukan hingga dua pekan ke depan, Pemkab Tasikmalaya berharap seluruh proses evakuasi korban, pemulihan jalur, dan pendataan kerusakan dapat segera dituntaskan. (yna)