Historia

Letusan Gunung Tambora dan Dampaknya yang Mengubah Iklim Global

Letusan Gunung Tambora jadi letusan gunung paling dahsyat. | Net

BIMA | Priangan.com – Pada April 1815, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, meletus hebat. Letusan itu begitu dahsyat dengan kekuatan yang luar biasa. Bahkan, letusan ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah manusia.

Ada banyak dampak yang terjadi. Letusan Gunung Tambira tidak hanya mengubah kehidupan masyarakat sekitar, tetapi juga iklim global. Dampaknya bahkan dirasakan hingga benua Eropa. Tercatat kala itu Eropa mengalami fenomena unik dan mengerikan yakni satu tahun tanpa musim panas.

Letusan Gunung Tambora konon memuntahkan sekitar 120 juta ton belerang dioksida ke atmosfer, membentuk lapisan abu vulkanik yang menyebar hingga ribuan kilometer. Abu dan gas vulkanik ini menciptakan “tudung” di atmosfer yang menghalangi sinar matahari mencapai permukaan bumi.

Akibatnya, suhu global turun drastis dan \memicu perubahan iklim yang ekstrem. Fenomena ini dikenal sebagai tahun tanpa musim panas pada 1816, di mana Eropa dan Amerika Utara mengalami musim dingin yang berkepanjangan, bahkan ketika musim panas tiba.

Akibatnya, tanaman gagal tumbuh, panen hancur, dan hewan-hewan ternak mati akibat cuaca yang terlalu dingin. Bencana kelaparan pun melanda banyak wilayah dan memicu krisis pangan serta kenaikan harga bahan makanan. Di beberapa daerah, salju bahkan turun di bulan-bulan yang tidak seharusnya. Kondisi ini memicu migrasi besar-besaran, terutama ke Amerika.

Tidak hanya di Eropa, dampak letusan Gunung Tambora juga dirasakan di berbagai belahan dunia lain. Di Australia dan Afrika Selatan, salju turun  saat musim panas, sementara di Asia, termasuk Indonesia, abu vulkanik menyebar hingga Sumatera Selatan dan Kalimantan.

Di Sumbawa dan Lombok, puluhan ribu orang tewas akibat letusan langsung, sementara puluhan ribu lainnya meningal karena kelaparan dan penyakit yang muncul akibat kontaminasi air oleh material vulkanik.

Tonton Juga :  Inheemse Militie, Langkah Terakhir Belanda Sebelum Menyerah kepada Jepang

Tak berhenti sampai di situ, kedahsyatan letusan Gunung Tambora juga konon mengubah wajah bumi. Sebelum meletus, gunung ini memiliki ketinggian sekitar 4.300 meter. Namun, pasca-letusan, tingginya menyusut menjadi hanya 2.850 meter. Ia meninggalkan kaldera raksasa selebar 7 kilometer. Letusan ini juga memicu gelombang tsunami yang menghancurkan wilayah pesisir di sekitarnya. Mengerikan, bukan? (Ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: