Lebenswecker: Ketika Tusukan Kecil Dianggap Bisa Menyelamatkan Nyawa

BONN | Priangan.com – Di tengah maraknya praktik kesehatan alternatif masa kini, seperti terapi bekam, akupunktur, hingga detoksifikasi kulit, gagasan bahwa penyakit bisa dikeluarkan dari tubuh melalui pori-pori atau luka buatan tampaknya tidak lagi terdengar asing.

Meskipun banyak pendekatan modern kini dilengkapi dengan teknologi mutakhir dan pengetahuan ilmiah yang terus berkembang, jejak pemikiran serupa telah muncul jauh sebelum pengobatan konvensional mendominasi dunia medis.

Pada pertengahan abad ke-19, sebuah alat sederhana yang tampak seperti perpaduan antara pena dan sikat logam pernah dipercaya sebagai kunci penyembuhan berbagai penyakit, dari gangguan tidur hingga kebotakan.

Alat tersebut bernama ‘Lebenswecker’, yang artinya pembangkit kehidupan. Hasil temuan seorang pria Jerman bernama Carl Baunscheidt.

Kisahnya dimulai bukan di laboratorium, melainkan di sebuah kamar sunyi pada tahun 1847, ketika Baunscheidt tengah meringis menahan nyeri akibat radang sendi. Di sekelilingnya, nyamuk beterbangan, dan ketika ia akhirnya membiarkan salah satu nyamuk menggigit tangannya. Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi, rasa sakit itu perlahan mereda. Dari pengalaman sederhana namun aneh itulah, lahir sebuah teori medis alternatif yang kemudian menyebar lintas benua.

Baunscheidt berkesimpulan bahwa gigitan nyamuk menciptakan semacam saluran keluar bagi racun tubuh. Ia mengembangkan ide tersebut menjadi metode pengobatan baru yang disebut ‘Baunscheidtisme’. Metode ini berpusat pada penggunaan Lebenswecker, alat berbentuk tongkat ramping dengan pegas yang melontarkan tiga puluh jarum kecil ke dalam kulit. Setelah ditusuk, kulit pasien akan diolesi minyak khusus bernama Oleum Baunscheidt, yang menimbulkan lepuhan dan pustula menyerupai gigitan serangga. Luka-luka buatan itu diyakini sebagai jalan keluarnya penyakit dari dalam tubuh.

Meskipun Baunscheidt tidak memiliki latar belakang pendidikan kedokteran, ia produktif menciptakan berbagai alat kesehatan seperti pompa ASI, vaksinator cacar, dan alat pengisap darah yang disebut Lintah Buatan.

Lihat Juga :  Mengenang Peristiwa 13 Februari 1945, Ketika Inggris & AS Bombardir Jerman

Namun, Lebenswecker-lah yang mengangkat namanya ke panggung pengobatan alternatif Eropa dan Amerika. Ia meyakini bahwa penyakit timbul karena ketidakseimbangan cairan tubuh, konsep yang diwarisinya dari teori humoral Yunani kuno. Berbeda dengan metode pertumpahan darah yang mulai ditinggalkan, Baunscheidt menawarkan solusi tanpa kehilangan darah, cukup dengan tusukan kecil dan sedikit minyak.

Penggunaan alat ini diatur berdasarkan jenis penyakit. Untuk sakit gigi, misalnya, pasien harus menusuk area tengkuk, belakang telinga, dan sisi kepala. Gangguan tidur, kebotakan, dan bahkan penyakit pernapasan seperti asma pun memiliki pola penusukan tersendiri, biasanya di sepanjang tulang belakang atau dada.

Lihat Juga :  Kisah ‘Digger’: Dari Medan Perang Ke Medan Harapan

Namun dalam praktiknya, banyak pasien bereksperimen sendiri, menusuk bagian tubuh mana pun yang terasa sakit dengan harapan mendapatkan hasil instan.

Kesaksian dari berbagai negara memperkuat daya tarik metode ini. Seorang ayah di Ohio melaporkan bahwa pendengaran putrinya kembali normal setelah menggunakan Lebenswecker. Di Jerman, Amerika, Kanada, hingga Chili dan Italia, alat ini menyebar cepat, dijual sebagai paket lengkap seharga delapan dolar. Bahkan, ada pengguna yang mencelupkan jarum langsung ke dalam minyak untuk efek seperti suntikan.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, metode ini mulai kehilangan pamor. Kandungan asli Oleum Baunscheidt tak pernah diketahui secara pasti dan kini diduga mengandung racun. Meski buklet pengobatannya masih dicetak di Jerman hingga tahun 1940-an, penerimaan internasional mulai merosot. Dunia medis modern akhirnya menolak metode ini karena tak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim penyembuhannya.

Namun di balik keraguan medis, Lebenswecker tetap dikenang sebagai penanda masa ketika harapan atas kesembuhan membuat banyak orang mencoba jalan yang tidak biasa. Alat ini menjadi simbol dari semangat eksperimental yang mewarnai sejarah pengobatan alternatif dan menawarkan penyembuhan lewat lepuhan dan rasa perih, di masa ketika keajaiban medis masih sering datang dalam bentuk paling tak terduga. (LSA)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos