Historia

Laksamana Tadashi Maeda, Perwira Jepang yang Berjasa bagi Kemerdekaan Indonesia

Laksamana Tadashi Maeda. | Wikipedia

JAKARTA | Priangan.com – Tidak semua tokoh Jepang yang datang ke Indonesia di masa penjajahan memiliki niat untuk menindas atau mengeksploitasi bangsa ini. Di antara banyaknya figur militer yang menjalankan pendudukan dengan keras, ada satu sosok yang berbeda. Dia adalah Laksamana Muda Tadashi Maeda. Ia bukan sekadar perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, jauh dari itu Tadashi Maeda merupakan seorang yang menunjukkan simpati mendalam terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Tadashi Maeda lahir pada tahun 1898 di Jepang. Ketika menginjak usia muda, ia menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Laut, tempat di mana dirinya dibentuk menjadi seorang militer yang disiplin. Kariernya di angkatan laut membawanya ke berbagai wilayah Asia, hingga akhirnya ditugaskan di Hindia Belanda yang pada saat itu dikuasai Jepang.

Sebagai perwira penghubung antara militer Jepang dan pemerintah sipil, Maeda memiliki akses dan pengaruh yang cukup luas, termasuk dalam urusan interaksi dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional.

Berbeda dengan sebagian besar koleganya yang hanya fokus pada stabilitas militer dan kepentingan kekaisaran, Maeda justru menaruh perhatian terhadap nasib rakyat Indonesia. Ia dikenal menghormati budaya lokal dan menjalin hubungan baik dengan sejumlah tokoh bangsa. Simpati itu tidak berhenti pada sikap personal saja, namun juga diwujudkan dalam tindakan nyata pada momen penting nan bersejarah.

Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 dan situasi di Indonesia menjadi genting, Tadashi Maeda memilih berdiri di sisi para pemimpin nasionalis. Ia menawarkan rumah dinasnya di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta sebagai tempat aman bagi Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan.

Malam menjelang 17 Agustus 1945 menjadi saksi dari peran diam-diam namun besar yang dimainkan oleh Maeda. Ia berkomitmen menjaga keselamatan para tokoh bangsa agar mereka bisa menyelesaikan tugas bersejarahnya. Setelah proklamasi dikumandangkan, Maeda tidak lagi mencampuri urusan Indonesia. Ia kemudian ditahan oleh pasukan Sekutu karena dianggap menyimpang dari garis perintah militer, namun akhirnya dibebaskan.

Tonton Juga :  Maria Ulfah Santoso, Perempuan Pertama Dengan Langkah yang Menggetarkan Negara

Sekembalinya ke Jepang, Maeda tidak pernah melupakan Indonesia. Ia tetap menghargai bangsa yang tengah tumbuh itu dan sempat membantu memfasilitasi proses pemulihan hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia pasca perang. (Wrd)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: