Daily News

Krisis Kemanusiaan, Puluhan Ribu Warga Rohingya Terjebak di Tengah Pertempuran

Sekitar 70.000 warga Rohingya terjebak di tengah pertempuran | reuters

JENEWA | Priangan.com – Kepala Hak Asasi Manusia PBB mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap nasib puluhan ribu muslim Rohingya di kota Maungdaw, Myanmar Barat.

Tentara Arakan, yang aktif memperjuangkan otonomi untuk wilayah Rakhine, telah memberikan ultimatum kepada penduduk, termasuk mayoritas Rohingya, untuk meninggalkan kota sebelum serangan yang direncanakan.

Volker Turk, komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia, menggambarkan situasi tersebut sebagai krisis kemanusiaan yang mendesak di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa. “Saya sangat prihatin dengan situasi di Maungdaw. Warga Rohingya tidak memiliki pilihan dan tidak ada tempat untuk melarikan diri,” katanya seperti dilansir reuters, Selasa (18/6).

Rohingya, yang telah lama mengalami penganiayaan di Myanmar, khususnya di negara bagian Rakhine, telah menjadi korban tindakan keras yang dipimpin militer sejak 2017. Hampir satu juta Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh, tinggal di kamp-kamp pengungsi di Cox’s Bazar.

Serangan terbaru oleh Tentara Arakan terhadap Maungdaw merupakan bagian dari eskalasi konflik antara pemberontak dan junta Myanmar yang menggulingkan pemerintah pada 2021 lalu.

Aung Kyaw Moe, wakil menteri hak asasi manusia di bayangan Pemerintah Persatuan Nasional, memperkirakan sekitar 70.000 warga Rohingya terjebak di tengah pertempuran yang semakin dekat.

Krisis kemanusiaan di Rakhine menyoroti perlunya respons internasional yang mendesak untuk melindungi warga sipil yang rentan, termasuk masyarakat Rohingya yang telah lama terpinggirkan dalam konflik bersenjata di Myanmar. (mth)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Tonton Juga :  Hujan Deras dan Angin Kencang di Tasik Sebabkan Sejumlah Rumah Rusak
%d blogger menyukai ini: