Korban Penyekapan Ternyata Putus Sekolah, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Siapkan Intervensi

TASIKMALAYA | Priangan.com – Kasus penyekapan terhadap remaja perempuan berinisial RN (15) di sebuah penginapan di kawasan Tawang, Kota Tasikmalaya, membuka fakta lain yang tak kalah memprihatinkan. RN diketahui sudah putus sekolah sejak 2023 ketika duduk di kelas 2 SMP.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, RN berhenti bersekolah karena menolak melanjutkan pendidikan. Kondisi tersebut membuat orang tuanya memilih tidak lagi mendorong RN kembali ke kelas. Sejak saat itu, ia tidak kembali mengikuti kegiatan belajar.

Kasus penyekapan ini terungkap setelah kepolisian menerima laporan dan bergerak cepat menyelamatkan korban. RN ditemukan di sebuah kamar penginapan yang kemudian langsung ditutup operasionalnya oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar). Empat pelaku berhasil diamankan, dua di antaranya masih di bawah umur.

Polres Tasikmalaya Kota telah menetapkan para pelaku sebagai tersangka. Dua pelaku dewasa—Dian Fajar (24), warga Kecamatan Tamansari, dan Dimas (21), asal Cipedes—ditahan di Mapolres Tasikmalaya Kota. Sementara dua remaja pelaku yang masih di bawah umur, masing-masing berinisial IR (17) dan AK (17) asal Tamansari, ditempatkan di Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS) Pangandaran.

Fakta bahwa dua tersangka masih di bawah umur dan buramnya masa pendidikan RN membuat Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya mengambil langkah cepat. Sekretaris Dinas Pendidikan, Cecep Susilawan, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam.

“Setelah proses hukum selesai, kami akan melakukan intervensi untuk mengembalikan korban ke bangku sekolah,” ujar Cecep saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (1/12/2025).

Dinas Pendidikan akan menurunkan tim untuk menelusuri penyebab RN berhenti sekolah sejak dua tahun lalu. Menurut Cecep, langkah tersebut penting untuk memastikan pemerintah hadir menyelesaikan persoalan di hilir maupun hulu.

Lihat Juga :  Hadapi Tantangan 2045, Kemendukbangga Susun Peta Jalan Kependudukan Nasional

“Pemerintah wajib memahami akar masalah, baik itu faktor internal dari anak maupun kondisi ekonomi keluarga, sehingga intervensi bisa diberikan secara tepat,” kata Cecep.

Lihat Juga :  SMAN 6 Kota Tasik Peduli Bencana Lombok

Ia menjelaskan, rendahnya motivasi belajar menjadi salah satu penyebab paling sering membuat anak enggan bersekolah. Dalam situasi seperti ini, kata dia, peran pemerintah adalah memberikan penguatan, pendampingan, serta edukasi mengenai pentingnya pendidikan.

Kasus penyekapan RN kini tidak hanya ditangani sebagai tindak pidana, tetapi juga menjadi alarm bagi pemerintah bahwa akses pendidikan anak-anak di Kota Tasikmalaya memerlukan perhatian lebih. Dinas Pendidikan memastikan akan mendampingi RN hingga ia mendapatkan kembali haknya untuk belajar.

Kasus ini masih terus ditangani kepolisian. RN saat ini menjalani pemulihan setelah berhasil diselamatkan dari lokasi penyekapan. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos