Daily News

Konflik Diplomatik: Rusia Usir Diplomat, Inggris Membalas Cepat

Bendera Rusia berkibar di luar Bagian Konsuler Kedutaan Besar Rusia di London, Selasa, 22 Februari 2022. | AP Photo.

LONDON | Priangan.com – Rusia mengusir dua diplomat Inggris pada Senin, 10 Maret 2025, dengan tuduhan mata-mata. Kedua diplomat tersebut diberi waktu dua minggu untuk meninggalkan Rusia, yang semakin memperburuk hubungan kedua negara yang sudah tegang akibat konflik di Ukraina.

Dilansir dari Reuters, sebagai respons, Inggris mencabut akreditasi diplomat Rusia di London pada Rabu, 12 Maret 2025. Inggris menilai tindakan Rusia sebagai upaya menekan keberadaan Kedutaan Besar Inggris di Moskow dan menolak tuduhan mata-mata tersebut sebagai “tidak berdasar”.

Ketegangan ini muncul karena Rusia menuduh kedua diplomat Inggris terlibat dalam kegiatan intelijen yang membahayakan keamanan nasional. Dinas Keamanan Federal Rusia mengklaim bahwa mereka memberikan informasi palsu saat memperoleh izin masuk dan diduga melakukan aktivitas yang mengancam stabilitas negara.

Rusia menentang dukungan militer Inggris bagi Ukraina, terutama setelah Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyatakan kemungkinan penempatan pasukan Inggris sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian potensial.

Selain itu, ketegangan semakin meningkat setelah tiga warga Bulgaria dinyatakan bersalah di pengadilan London karena menjadi bagian dari unit mata-mata Rusia yang melakukan pengawasan terhadap pangkalan militer AS dan individu lain yang menjadi target Moskow.

Dampak dari pengusiran diplomat ini terasa nyata, membatasi fungsi kedutaan besar kedua negara dan memperburuk komunikasi diplomatik. Inggris sebelumnya juga telah mencabut akreditasi beberapa diplomat Rusia dalam beberapa kesempatan sebagai balasan atas tindakan serupa yang dilakukan Moskow tahun lalu.

Hubungan diplomatik antara Inggris dan Rusia kini mencapai titik terendah sejak era Perang Dingin. Dengan terus berlanjutnya sanksi serta dukungan militer Inggris untuk Ukraina, ketegangan antara kedua negara diperkirakan akan terus meningkat tanpa tanda-tanda perbaika n dalam waktu dekat. (LSA)

Tonton Juga :  Mamat Rahmat : Kalau Nggak Berantem Bukan Mamat Namanya
zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: