TASIKMALAYA | Priangan.com — Di balik kesibukannya sebagai Kepala Bagian Logistik Polres Tasikmalaya, Kompol Yusuf Ruhiman memiliki sisi lain yang tak banyak orang tahu: ia adalah seorang pencipta lagu yang telah melahirkan lebih dari seratus karya orisinal.
Musik, baginya, bukan sekadar hobi, tapi juga medium untuk menyampaikan pesan kemanusiaan dan pengabdian.
Momentum Hari Bhayangkara ke-79 menjadi ajang istimewa bagi Kompol Yusuf. Ia ikut serta dalam lomba cipta lagu bertema kepolisian yang digelar Divisi Humas Mabes Polri, dengan mempersembahkan karya berjudul “Polri untuk Masyarakat.”
“Saya terinspirasi dari semangat para pimpinan Polri, dari tingkat pusat hingga daerah, yang terus menekankan pentingnya kehadiran Polri di tengah masyarakat. Bukan sekadar slogan, tapi saya lihat sendiri itu jadi kenyataan,” ujar Yusuf, Rabu (18/6/2025).
Lagu ini bukan hanya alunan nada semata. Liriknya menggambarkan wujud konkret Polri sebagai pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat. Dari penyelesaian persoalan warga hingga penguatan layanan publik, semuanya dibalut dalam narasi musik yang menyentuh.
Bakat musik Yusuf sudah tumbuh sejak remaja. Ia pernah membentuk band semasa SMA, namun kini lebih sering berkarya secara mandiri. Di rumahnya, ia memiliki studio kecil tempat lahirnya ratusan lagu, termasuk karya-karya yang ia unggah ke kanal YouTube dan media sosial pribadinya.
“Musik tidak mengganggu tugas saya sebagai polisi. Justru ini jadi sarana untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat dengan cara yang lebih membumi,” katanya sambil tersenyum.
Menurutnya, seni bisa menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat. Karena tak semua pesan bisa disampaikan dengan seragam dan protokol — kadang, sebuah lagu justru bisa lebih menggugah dan melekat dalam hati.
Kini, lagu “Polri untuk Masyarakat” telah rampung direkam dan akan segera dikirim ke panitia lomba di Mabes Polri. Kompol Yusuf juga berencana memproduksi video klip agar pesan lagu ini lebih kuat menyentuh publik.
“Saya ingin masyarakat merasakan bahwa kehadiran Polri itu nyata. Bukan hanya di berita atau spanduk, tapi benar-benar hadir dan bekerja untuk rakyat,” tegasnya.
Lagu ini pun menjadi simbol pendekatan humanis yang ingin dibangun Polri di era modern — bahwa di balik tampilan institusional, Polri adalah bagian dari denyut kehidupan sosial masyarakat.
Kapolres Tasikmalaya, AKBP Haris Dinzah, S.H., S.I.K., M.H., menyambut positif langkah kreatif anak buahnya tersebut. Ia menilai bahwa kreativitas semacam ini adalah bagian dari kecerdasan emosional yang sangat dibutuhkan anggota Polri masa kini.
“Saya sangat mendukung anggota yang punya inisiatif seperti ini. Kreativitas bisa menjadi jembatan antara institusi dan masyarakat. Apalagi kalau membawa manfaat dan memberi inspirasi,” ujarnya.
Menurutnya, peran polisi kini tak hanya soal penegakan hukum, tapi juga bagaimana bisa hadir secara aktif dalam kehidupan sosial melalui berbagai medium, termasuk seni. (yna)