TASIKMALAYA | Priangan.com – Harapan puluhan warga Kelurahan Awipari, Kecamatan Cibeureum, untuk mendapat kepastian ganti rugi atas aset yang tergerus proyek rehabilitasi Irigasi Utama Cikalang 2 kembali pupus. Pertemuan dengan perwakilan PT Hutama Karya (HK) pada Senin (8/12/2025) justru mempertebal kekecewaan mereka.

Sebanyak 52 warga tercatat terdampak proyek bernilai Rp 5,6 miliar tersebut. Sebagian aset lahan dan pohon milik warga sudah rusak sejak pekerjaan dimulai, namun hingga kini tak satu rupiah pun kompensasi diterima.

Pertemuan yang digelar di kantor kelurahan itu seolah mengulang drama yang sama: janji inventarisasi yang tak kunjung ditepati, dan kehadiran perwakilan PT HK yang datang tanpa data, tanpa solusi, dan tanpa kejelasan.

“Kami sudah berulang kali rapat, tapi selalu mentah lagi. Warga makin lelah. Kami berharap hari ini ada penyelesaian, ternyata nihil,” tegas Heri Ferianto, Ketua Aliansi Masyarakat Cibeureum.

Kemarahan warga semakin memuncak karena batas waktu penyelesaian proyek tinggal hitungan hari. Warga menilai PT HK tidak menunjukkan itikad baik, terlebih ketika perwakilan perusahaan, Deden, justru mengaku baru mengetahui detail persoalan tersebut.

“Saya baru dapat laporan dan harus koordinasi ulang dengan vendor,” kata Deden, memantik protes keras warga yang meminta dipertemukan langsung dengan penanggung jawab proyek.

Meski kecewa berat, warga menegaskan tak berniat menghambat proyek yang mereka pahami penting bagi keberlanjutan irigasi dan kesejahteraan petani. Namun mereka bersikukuh bahwa hak mereka harus dihormati dan prosedur ganti rugi wajib dijalankan sesuai ketentuan.

Sebagai tindak lanjut darurat, disepakati bahwa PT HK bersama BBWS akan melakukan pendataan ulang berdasarkan data awal kelurahan untuk menentukan estimasi nilai kompensasi.

Musyawarah berikutnya dipatok sebagai pertemuan final, dengan harapan polemik 52 aset warga Awipari akhirnya mendapatkan penyelesaian nyata. (yna)