Historia

Kisah Santo Nicholas, Sosok Murah Hati yang Diabadikan sebagai Tokoh Santa Claus

Patung Santo Nicholas, sosok yang jadi inspirasi tokoh Sinterklas | Aleteia

JAKARTA | Priangan.com – Santa Claus atau Sinterklas adalah tokoh fiksi legendaris yang begitu terkenal di kalangan anak-anak. Sosoknya telah banyak diangkat dalam berbagai karya film. Acapkali natal tiba, anak-anak, khususnya mereka yang merayakan natal, pasti akan menunggu kedatangannya. Konon, Sinterklas bakal singgah ke rumah anak-anak baik untuk memberikan hadiah yang disimpan di bawah pohon natal.

Penokohan Sinterklas sendiri berasal dari karya seorang pendeta Episkopal bernama Clement Clarker Moore yang dibuat pada taun 1822. Dalam karya itu, Moore menggambarkan kalau Sinterklas adalah sosok periang yang pada saat natal tiba akan turun lewat cerobong asap  untuk meningalkan hadiah bagi anak-anak lalu pergi naik kereta luncur yang ditarik oleh rusa kutub.

Namun, di balik itu semua, siapa sangka, ternyata tokoh Sinterklas ini sebetulnya terinspirasi dari kisah hidup Santo Nicholas, seorang pria bertubuh gempal yang semasa hidupnya dikenal sangat baik hati karena sering menolong orang.

Nicholas, sapaan akrabnya, diyakini lahir pada pada abad ke tiga di Lycian, Ibu Kota Patara di Asia Kecil atau Yunani (sekarang pesisir selatan Turki). Ia lahir dari dari sebuah keluarga yang samat sangat kaya raya. Meski begitu, kedua orang tuanya tewas karena sebuah epidemi.

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Nicholas hidup sebatang kara dengan warisan yang penuh gelimangan harta. Karena Nicholas punya rasa empati yang tinggi, tak jarang ia menggunakan hasil kekayaan orang tuanya itu untuk membantu oramg-orang yang tengah kesusahan tanpa pandang bulu.

Dikisahkan, salah satu kebaikan Nicholas tercermin saat ia membantu seorang pria miskin dengan tiga orang putri. Kala itu, pria tersebut punya mimpi untuk menikahkan ketiga anak-anaknya. Namun, ia terkendala oleh urusan mas kawin.

Tonton Juga :  Mengulik Cerita New English Canaan: Buku yang Dihukum, Pandangan yang Bertahan

Tak seperti zaman sekarang, dulu, keluarga wanita yang mesti menyiapkan mas kawin. Semakin besar mas kawin yang disediakan, maka semakin besar pula seorang wanita mendapat calon suami yang baik. Jika mas kawin yang diberikan kecil, maka kemungkinan besar wanita tersebut akan dijadikan budak, bukan istri.

Dalam hal ini, Nicholas berperan untuk membantu keluarga tersebut. Sekantung emas ia lemparkan ke dalam rumah lewat jendela kaca yang terbuka untuk dijadikan sebagai mas kawin bagi ketiga putri lelaki itu. Walhasil, mereka pun akhirnya mendapatkan calon suami idamannya.

Tak berhenti sampai di situ, kisah-kisah kebaikan Nicholas juga tergambarkan dalam cerita tiga orang di Prancis yang diculik oleh seorang pria psikopat. Nasib baik menimpa mereka ketika Nicholas berhasil menolong ketiganya hingga lolos dari maut.

Berkat semua kebaikannya itu, ia kemudian diabadikan dalam tokoh Sinterklas yang sampai hari ini masih terus dikenang di seluruh penjuru dunia pada saat malam natal tiba. Bahkan, nama tokoh Sinterklas juga, dibuat mirip dengan Nicholas, yakni Santo Nicholas. (ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: