LAMONGAN | Priangan.com – Minggu, 9 Maret 1949, sebuah peristiwa heroik terjadi di Desa Gumantuk, Sekaran, Lamongan. Seorang kadet pemberani bernama Soewoko berhasil menghadapi tentara Belanda yang jumlahnya jauh lebih besar dari pasukannya. Kisah kepahlawanannya bahkan diabadikan dalam sebuah patung.
Keberanian Soewoko bermula ketika ia yang kala itu masih berusia 21 tahun, mendapat laporan dari seorang warga Desa Parengan, Kecamatan Maduran, bahwa sebuah truk yang mengangkut dua belas tentara Belanda terperosok ke dalam parit.
Meski perlengkapan senjata mereka jauh dari kata ideal, hanya bersenjatakan tujuh pujuk senjata peninggalan Jepang, mereka memutuskan untuk menyerang. Berbekal tekad bulat dan strategi yang matang, pasukan Soewoko mendekati lokasi lalu melancarkan serangan.
Sayangnya, saat regu itu sampai di lokasi, truk tambahan dengan pasukan Belanda datang. Mereka yang awalnya berjumlah 12 orang, bertambah jadi 37 orang. Namun, kendati situasi berubah drastis dengan perbandingan kekuatan tidak seimbang, regu Soewoko tak gentar. Mereka melancarkan tembakan salvo yang membuat beberapa serdadu Belanda tumbang, pertempuran sengit pun pecah.
Keberanian dan strategi Soewoko serta regunya sempat membuahkan hasil. Namun, lantaran jumlah pasukan Belanda yang terus bertambah, Soewoko dan rekannya memutuskan untuk berupaya mundur,tapi upayanya tak mudah, mereka sudah dikepung dari berbagai arah. Akhirnya, Soewoko pun memutuskan untuk menerobos kepungan musuh dan menuju Desa Gumantuk. Meskipun berhasil melewati beberapa rintangan, nasib malang akhirnya menghampirinya.
Dalam perjalanan melarikan diri, Soewoko tertembak pada kedua bahunya. Meski terluka parah, ia tetap gigih melawan dan berusaha bertahan. Namun, setelah perjuangan panjang, ia akhirnya tertangkap oleh tentara Belanda dan gugur setelah ditusuk dan ditembak. Ia gugur sebagai pahlawan muda, pemimpin Regu I Seksi I Kompi I pasukan tamtama Kodim Lamongan.
Jenazahnya kemudian dimakamkan oleh penduduk di Desa Gumantuk sebelum dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa Lamongan, tempat di mana keberanian mereka diabadikan. Sebagai bentuk kehormatan atas keberanian Soewoko, sebuah patung didirikan di pintu masuk Lamongan sebagai simbol pengorbanan dan inspirasi bagi generasi muda. (wrd)