OHIO | Priangan.com – Thomas Alva Edison merupakan satu dari sekian banyaknya penemu terkenal yang masih dikenang hingga sekarang. Lahir di Milan, Ohio, Amerika Serikat pada tanggal 11 Februari 1847, Edison, sapaan akrabnya, tumbuh sebagai anak yang memiliki rasa ingin tahu tinggi meski tidak menempuh pendidikan formal dalam waktu lama.
Ia hanya bersekolah selama beberapa bulan, namun kecintaannya pada membaca dan bereksperimen menjadikannya pribadi yang belajar secara otodidak. Masa kecilnya diwarnai dengan berbagai percobaan sederhana yang ia lakukan di rumah, bahkan sering kali membuat orang tuanya khawatir karena banyak alat rumah tangga yang rusak akibat rasa penasarannya.
Perjalanan Edison menuju dunia penemuan dimulai ketika ia bekerja sebagai operator telegraf di usia remaja. Di tempat inilah ia mengenal sistem komunikasi listrik dan berbagai perangkat teknis yang kelak menjadi dasar bagi penemuan-penemuannya.
Pada usia 22 tahun, Edison pindah ke Boston dan mulai menekuni penelitian secara serius. Dari kota inilah, kariernya sebagai penemu perlahan menanjak hingga membuatnya dikenal luas di Amerika. Ia kemudian mendirikan laboratorium riset di Menlo Park, New Jersey, yang menjadi tempat lahirnya berbagai inovasi besar dan menjadikannya salah satu pusat penelitian paling terkenal di dunia pada masa itu.
Penemuan pertamanya yang mengguncang dunia adalah fonograf pada tahun 1877, alat yang mampu merekam dan memutar kembali suara manusia. Karya ini membuat nama Edison langsung melambung di mata publik. Dua tahun kemudian, ia berhasil menciptakan bola lampu pijar yang praktis dan tahan lama, sebuah terobosan besar yang mengubah cara manusia menerangi kehidupan malam.
Dalam prosesnya, ia melakukan ribuan percobaan untuk menemukan bahan filamen yang tepat sebelum akhirnya berhasil menemukan kombinasi yang mampu bertahan lebih lama dari percobaan sebelumnya. Dari situlah cahaya listrik mulai digunakan secara luas di rumah-rumah dan tempat kerja.
Kesuksesan Edison tidak berhenti di sana. Ia juga berperan penting dalam pengembangan sistem distribusi tenaga listrik. Melalui perusahaan yang ia dirikan, Edison General Electric, ia membangun jaringan pembangkit dan distribusi listrik pertama di New York pada tahun 1882. Keberhasilan ini menandai lahirnya era baru bagi peradaban modern, di mana listrik menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Di bidang hiburan, Edison turut berjasa dalam pengembangan teknologi film melalui ciptaannya yang disebut kinetoscope, alat pemutar gambar bergerak yang menjadi cikal bakal industri sinema dunia.
Di balik pencapaiannya yang gemilang, Edison dikenal sebagai sosok pekerja keras yang jarang beristirahat. Ia sering menghabiskan malam di laboratorium bersama para asistennya untuk menyempurnakan berbagai proyek. Semboyannya yang terkenal, “Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration,” menggambarkan betapa besar peran kerja keras dalam setiap karyanya. Sikap pantang menyerah itu membuatnya mampu bertahan menghadapi berbagai kegagalan yang dialaminya selama proses penelitian.
Sepanjang hidupnya, Edison tercatat memiliki lebih dari seribu paten yang diakui secara resmi. Jumlah tersebut menunjukkan betapa luasnya minat dan keahliannya dalam bidang teknologi, mulai dari listrik, suara, hingga komunikasi. Ia tidak hanya menciptakan alat baru, tetapi juga membangun sistem dan industri yang bertahan hingga kini. Banyak dari prinsip kerja laboratoriumnya di Menlo Park yang kemudian dijadikan model penelitian bagi perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia.
Thomas Alva Edison meninggal dunia pada 18 Oktober 1931 di West Orange, New Jersey, dalam usia 84 tahun. Kepergiannya menandai berakhirnya perjalanan hidup seorang penemu besar yang telah mengubah wajah dunia. Warisannya tetap hidup dalam setiap cahaya lampu, dalam suara yang direkam dan diputar kembali, serta dalam film yang menampilkan kehidupan bergerak di layar. Nama Edison menjadi simbol dari semangat penemuan dan kerja keras yang tidak lekang oleh waktu. (wrd)

















